Pembicaraan tersebut, yang diselenggarakan selama kunjungan Zarif ke Ibu Kota Suriah, Damaskus, Senin, dipusatkan pada penghapusan kelompok teror dari Idlib, kata Zarif, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam. Ia menambahkan bahwa kedua pihak menyoroti perlunya memperkecil "biaya manusia" dari operasi militer itu.
Berbagai upaya mesti dilancarkan guna mencegah setiap kerugian di pihak warga sipil Suriah saat pembersihan Idlib dari kelompok teror, kata Zarif kepada wartawan.
Baca juga: Menlu Iran: Idlib harus "bersih dari pelaku teror"
Zarif mengunjungi Damaskus sebagai bagian dari diplomasi ulang-alik guna menyelesaikan masalah di Provinsi Idlib, kubu utama terakhir gerilyawan di Suriah.
Diplomat senior Iran itu mengatakan gerilyawan Komite Pembebasan Levant, atau Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, harus "dibersihkan" dari Idlib.
Kunjungannya dilakukan sebelum pertemuan puncak yang direncanakan diselenggarakan pada Jumat di Teheran, Iran, oleh presiden Iran, Turki dan Rusia. Mereka direncanakan membahas situasi Suriah, terutama di Idlib.
Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan Suriah dan Rusia agar tidak melancarkan serangan "kejam" terhadap gerilyawan di Idlib, dan Gedung Putih pada Selasa berikrar akan melancarkan reaksi cepat jika tentara Suriah menggunakan senjata kimia.
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018