"Jadi, kami akan membangun klaster industri tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meyakini, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri mampu kompetitif di kancah internasional karena telah memiliki daya saing tinggi, sehingga dibidik masuk dalam lima besar global.

“Oleh karena itu, pemerintah terus memacu kinerja industri TPT. Apalagi sektor ini tergolong padat karya dan berorientasi ekspor, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian kita,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis.

Hal ini didorong lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

Beberapa langkah strategis telah disiapkan agar industri TPT nasional bisa memasuki era digital, di antaranya, selama 3-5 tahun ke depan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mendongkrak kemampuan di sektor hulu untuk meningkatkan produksi serat sintetis.

Upaya yang dilakukan, antara lain menjalin kerja sama atau menarik investasi perusahaan penghasil serat berkualitas.

"Ini juga bertujuan guna mengurangi impor," tutur Airlangga.

Kemudian, mendorong pemanfaatan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things. Transformasi ini diyakini dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas.

"Jadi, kami akan membangun klaster industri tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0," imbuhnya.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian dasar (basic clothing) menjadi pakaian fungsional seperti baju olahraga, industri TPT nasional pun perlu membangun kemampuan produksi.

Kemudian, meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan pakaian fungsional di pasar domestik maupun ekspor.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori mengaku optimistis, industri TPT nasional dapat tumbuh hingga 4-6 persen pada tahun 2018.

Tahun lalu, sektor ini mampu tumbuh sebesar 3,45 persen, melonjak tajam dibanding tahun 2016 yang mencapai 1,76 persen.

“Sebesar 30 persen pakaian jadi dari hasil industri tekstil kita adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sedangkan 70 persennya untuk ekspor,” ungkapnya.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor industri TPT nasional mencapai 12,58 miliar dolar AS pada 2017 atau naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp150,43 triliun di tahun 2017.

Saat ini, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor TPT lokal.

"Salah satu sasaran ekspor industri TPT kita sekarang, yakni Amerika dan Eropa," tambah Muhdori.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018