Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan karbon EcoSecurities, salah satu perusahaan yang mengembangkan kredit karbon dari proyek-proyek penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), menjalin kemitraan strategis dengan institusi keuangan lokal Indonesia. EcoSecurities memulai kemitraan itu dengan menjual 10 persen sahamnya kepada Credit Suisse pada Juni 2007 lalu, dan kini menandatangani Nota Kesepahaman dengan Bank Danamon. Kegiatan penandatanganan itu dilakukan di Jakarta, Rabu, disertai pula dengan acara dialog tentang peran institusi keuangan terhadap perdagangan karbon. "Kami belajar banyak selama 10 tahun beroperasi di sektor perdagangan karbon. Saat ini kami menangani 422 proyek di 35 negara dengan menggunakan 18 teknologi yang berbeda," kata Bruce Usher, Presdir EcoSecurities. Hingga tahun 2012 diperkirakan proyek yang dilakukan oleh perusahaan terdaftar di Bursa Efek London itu bakal mampu mengurangi emisi 178 juta ton karbon, jauh lebih banyak daripada Bank Dunia bisa lakukan, kata dia. Lebih lanjut ia mengakui bahwa dukungan dana dari sektor industri keuangan adalah hal yang sangat penting dalam kesuksesan proyek penurunan emisi karbon. Saat ini, EcoSecurities bekerja dengan cara mengumpulkan dan mengevaluasi proyek-proyek yang berpotensi mengurangi emisi karbon. Bila dianggap bisa sukses, perusahaan karbon ini membiayai pelaksanaan proyek sembari mendaftarkannya ke PBB agar mendapat sertifikat penurunan emisi (CER). Setelah mendapat sertifikat itu, EcoSecurities menjualnya kepada negeri-negeri Annex I Protokol Kyoto, yaitu negara maju yang wajib menurunkan 5 persen emisi karbonnya dari angka tahun 1990. "Kami menjualnya ke para pembeli di Jepang dan Eropa. Mereka tidak terkena resiko kegagalan, karena kami menanggung kegagalan proyek sepenuhnya," kata Bruce. Semakin besar dana yang dimiliki oleh perusahaan karbon, maka semakin banyak proyek yang bisa didanai oleh mereka. "Dana ini akan kembali kepada para pelaksana proyek dan institusi keuangan, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi emisi karbon terbesar di dunia," kata dia. Sementara itu Ray Gunara, Direktur Credit Suisse, mengaku pihaknya sangat antusias dapat bergabung dengan perusahaan karbon karena hal itu merupakan tambahan elemen investasi keuangan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007