Canberra (ANTARA News) - Konferensi "Indonesia Update" 2007 yang bakal digelar di Universitas Nasional Australia (ANU) pada 7-8 September akan membahas berbagai masalah kontemporer Islam Indonesia dari berbagai aspek dan tidak terbatas isu radikalisme dan pemikiran liberal tetapi juga soal lain seperti "fatwa online" dan perbankan syariah. "Diangkatnya isu ini adalah karena kami menganggap inilah waktu yang tepat untuk membicarakan Islam secara komprehensif. Selama ini, Islam cenderung dilihat dari aspek radikalisme dan terorisme semata padahal Islam sangat heterogen dan memengaruhi beragam bidang kehidupan," kata Indonesianis senior ANU Greg Fealy kepada ANTARA News di Canberra, Rabu. Dalam konferensi tahunan yang diselenggarakan secara berkesinambungan sejak 1983 di kampus ANU itu, para akademisi Australia dan Indonesia yang diundang akan membahas beragam aspek Islam Indonesia yang selama ini "jarang muncul" di publik Australia. Masalah itu antara lain soal perkembangan neo-sufisme di kalangan eksekutif muslim dan meningkatnya popularitas sistem perbankan Islam syariah di masyarakat Indonesia, katanya. Menurut pakar politik Islam yang juga konvenor Konferensi "Indonesia Update" 2007 itu, dibahasnya beragam aspek kehidupan agama yang dianut lebih dari 190 juta orang Indonesia ini secara lebih komprehensif diharapkan dapat membantu para peserta, khususnya publik Australia, menangkap kompleksitas dan perkembangan Islam Indonesia yang merambah beragam aspek kehidupan masyarakat negara itu. "Kita ingin memberi tahu bahwa kultur Islam itu sangat besar pengaruhnya, dan mudah-mudahan orang-orang yang hadir di konferensi itu nantinya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Islam di Indonesia," katanya. Mengenai para pembicara dalam konferensi yang akan berlangsung di gedung "Coombs Lecture Theatre" kampus ANU itu, pakar yang menjadi editor buku "Voices of Islam in Southeast Asia: A Contemporary Sourcebook" (Institute of Southeast Asian Studies, Singapore, 2006) bersama Virginia Hooker ini mengatakan, pihaknya mengundang sejumlah akademisi dari berbagai universitas di Australia, Indonesia, Jepang, dan Singapura. Mereka adalah Dr.Anies Baswedan (Universitas Paramadina), Maria Ulfah Anshor (anggota DPR dari Fraksi PKB yang juga aktivis fatayah NU), Dr.Umar Juoro (Habibie Center), Dr.Safi`i Antonio (Batasa Tazkia), Dr.Nadirsyah Hosen (Universitas Wollongong), dan Dr.Bachtiar Effendi (UIN Syarif Hidayatullah). Seterusnya, Dr.Sadayuki Takii dan Dr.Eric Ramstetter (Kitakyushu), Prof.Merle Ricklefs (Universitas Nasional Singapura), Dr.Greg Fealy (ANU), Julia Day Howell (Universitas Griffith), Dr.Sally White (ANU), Dr.Julian Millie (Universitas Monash), Dr.Robin Bush (Asia Foundation), Dr.Ian Wilson (Universitas Murdoch), dan Ken Ward. Selain memaparkan perkembangan terkini bidang politik dan ekonomi Indonesia, konferensi itu akan membahas aspek gaya hidup Islami, jender, ekonomi Islam dan perkembangannya, politik Islam dan syariahisasi, serta radikalisasi dan terorisme dalam delapan sesi konferensi dua hari itu. "Yang pasti, konferensi ini gratis dan terbuka buat siapa pun," kata Greg menambahkan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007