Tabanan (ANTARA News) - Wayan Suamba (32), suami Ni Putu Ayu Srinadi (28) yang meningal dunia akibat flu burung, diambil sampel darahnya oleh tim dari Departemen Kesehatan (Depkes) RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain suami korban, beberapa anggota keluarga nyonya rumah tangga asal Banjar Batugaung, 22 Km barat Kota Denpasar itu juga ikut diambil sampel darahnya, Rabu siang. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan Gusti Putu Suwandi mengatakan, pengambilan sampel darah itu dimaksudkan untuk mengetahui tentang sejauh mana kondisi kesehatan Suamba dan keluarganya yang lain pasca meninggalnya Putu Ayu. "Sampel darah mereka itu akan langsung dikirimkan untuk dilakukan tes pada laboratorium milik Depkes di Jakarta. Dengan demikian, pada gilirannya akan dapat diketahui apakah keluarga Putu Ayu juga terjangkit virus yang membahayakan atau tidak," katanya. Dua petugas WHO yang hadir dan ambil bagian dalam pengambilan sampel darah siang itu, tampak cukup tertegun menyaksikan puluhan warga yang dalam raut wajahnya tercermin kegelisahan atas merebaknya penyakit yang membahayakan itu. Tercatat delapan anggota keluarga Putu Ayu yang sempat diambil sampel darahnya oleh tim yang diterjunkan ke lapangan. Tidak hanya mengambil sampel darah, tim yang juga diperkuat jajaran dinas kesehatan dan peternakan setempat, tampak menyemprotkan cairan disinfektan di sekitar rumah dan kandang ternak milik korban Putu Ayu. Di samping rumah korban, penyemprotan juga dilakukan pada sejumlah kandang ternak piaraan yang tersebar di kampung halaman ibu rumahtangga beranak satu itu. Penyemprotan tersebut sebagai upaya pencegahan atas berkembangbiaknya virus avian influenza (AI) penyebab flu burung, kata Suwandi. Putu Ayu meninggal dunia Selasa (21/8) lalu setelah menjalani perawatan selama 36 jam di RSUP Sanglah Denpasar. Jenazah korban dalam peti tertutup, petang itu juga langsung dimakamkan, tanpa terlebih dahulu harus sempat disemayamkan di rumah duka. Selain tidak diizinkan singgah ke rumah duka, petugas juga melarang peti jenazah untuk dibuka. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007