Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif,
Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir bersama Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya melakukan pemancangan tiang pertama gedung laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN di Komplek Puspiptek, Tangerang Selatan.
Nasir dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa SNSU harus menjadi referensi Standarisasi Nasional mengingat ini menjadi sangat penting supaya produk Indonesia mendapat Standar Nasional.
"Pembangunan laboratorium SNSU harus menjadikan satuan barometer. Mudah mudahan akan menjadi baik dan bisa bersaing dengan negara lain," katanya.
Nasir berharap dengan dibangunnya Laboratorium SNSU akan menjadi pusat ukuran di Indonesia dan memberi manfaat yang besar bagi perkembangan SNSU di Indonesia.
Pembangunan gedung ini sebagai bagian implementasi amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
"Dengan selesainya gedung laboratorium SNSU ini diharapkan dapat dimanfaatkan di seluruh sektor tidak perlu lagi ke luar negeri," ujar Nasir.
Sementara itu Kepala BSN Bambang Prasetya mengatakan Pembangunan Gedung SNSU sangat penting artinya bagi perkembangan SNSU Indonesia.
"SNSU menjadi standar dengan ketelitian tertinggi di suatu negara yang menjadi acuan ketertelusuran ke Sistem Satuan Internasional (SI) bagi hasil pengukuran yang dilakukan di negara tersebut. Fungsi tersebut menempatkan SNSU pada posisi sentral dalam sistem metrologi nasional," kata Bambang.
Ia juga mengatakan level akreditasi harus punya satuan ukur, terlebih laboratorium ini akan mendukung Kementerian Kesehatan. Ini pentingnya laboratorium ini dibangun untuk kesehatan, karena kesehatan menjadi penting.
Metrologi merupakan suatu komponen --bersama dengan komponen standardisasi dan penilaian kesesuaian--membentuk infrastruktur mutu nasional. Apalagi, dunia ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran.
Sepertinya halnya para geolog mengukur kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi. Para astronom dengan seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya.
Para fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus mengukur waktu dalam orde seperjuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang sangat kecil.
"Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif," ujar Bambang.
Oleh karena itu --mengingat kontribusinya yang berdampak luas pada mutu kehidupan masyarakat-- keberadaan dan pengelolaan SNSU menjadi tanggungjawab pemerintah. Seperti negara-negara modern lain, Indonesia telah memiliki SNSU yang dikelola dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.*
Baca juga: Menristek usulkan badan riset nasional ke Presiden
Baca juga: Menristekdikti: negara maju karena inovasi
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018