Kupang, NTT (ANTARA News) - Masyarakat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai mengalami krisis air bersih setelah ibu kota provinsi berbasis kepulauan ini mengalami musim kemarau cukup panjang.
"Debit air pada sumber air milik PDAM Kupang mengalami penurunan sehingga tidak mampu menjangkau semua pelanggan air di Kota Kupang," kata Pelaksana Tugas Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lontar, Yoce Dethan kepada Antara di Oelamasi, NTT, Rabu.
Ia mengatakan PDAM Kupang mulai membatasi distribusi air bersih kepada pelanggan karena debit air pada sumber air PDAM menurun sejak akhir Agustus 2018.
Lebih lanjut Yoce mengatakan kawasan Perumnas, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) dan sebagian Kelurahan Kayu Putih tidak dapat dilayani air bersih dari PDAM Kupang karena debitnya sangat kecil sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan air bersih ke sana.
PDAM, kata dia, akan melakukan pemutusan meteran secara total kepada semua pelanggan air minum di tiga daerah itu sehingga pelanggan tidak dibebani dengan biaya beban administrasi bulan.
"Semua meteran air pelanggaran akan diputuskan secara total. Kami akan menyambung kembali apabila debit air sudah memadai pada musim hujan mendatang," kata Yoce.
Dia mengatakan penyambungan meteran air di beberapa daerah dilakukan secara gratis tanpa pungutan dari pelanggan.
Menurut Yoce, PDAM akan melakukan distribusi air secara bergilir bagi pelanggaran untuk beberapa daerah yang mendapat suplai air dari sumur bor milik PDAM Kupang.
Ia mengatakan PDAM akan mendistribusi air seminggu sekali agar masyarakat Kota Kupang tetap mendapat pemasokan air bersih untuk kebutuhan konsumsi selama daerah ini dilanda kemarau.
"Kami tetap mendistribusi air bersih kepada pelanggan di kawasan Naikoten I, II, Air Nona, Koanino, Oeba, Oetete sekalipun dilakukan secara bergilir agar masyarakat tetap mendapatkan layanan air bersih sekalipun dalam debit yang terbatas,"ujar Yoce.
Ia mengatakan pada kondisi normal PDAM Kupang mendistribusi air minum setiap hari, namun pada musim kemarau hanya dilakukan seminggu sekali.
"Kami berharap masyarakat Kota Kupang memahami kondisi seperti ini karena musim kemarau yang sedang melanda NTT berdampak pada berkurangnya debit air pada sumber air minum masyarakat," kata Yoce.
Baca juga: BMKG: NTT berada di puncak musim kering
Baca juga: Tujuh kabupaten di NTT alami kekeringan ekstrem
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018