Tokyo (ANTARA News) - Sebanyak delapan awak pesawat China Airlines di bandara internasional Taoyuan, Taipei, menceritakan peristiwa kecelakaan pesawat yang menimpa penerbangannya, sementara otoritas keselamatan transportasi Jepang di Okinawa menduga pecahnya pipa saluran bahan bakar sebagai penyebab kecelakaan itu, demikian laporan sejumlah media massa Jepang di Tokyo, Rabu. Para awak pesawat China Airlines yang kembali ke Taiwan, sehari setelah peristiwa kecelakaan, dengan dipimpin kapten pilot Yu Chien-Kuo menceritakan secara terbuka detik-detik mengerikan yang mengepung pesawat dan 157 penumpangnya. Satu persatu kemudian ikut menceritakan upaya penyelamatan yang dilakukan bersama-sama penumpang lainnya, sehingga semuanya bisa selamat dari kebarakan dan juga ledakkan yang meluluhlantakan Boeing 737-800 itu. Sementara itu, tim penyelidik kecelakaan penerbangan dan kereta api Jepang menduga pipa penyaluran bahan bakar yang pecah menjadi penyebab kebakaran yang akhirnya meledakan pesawat. Peristiwa naas yang menimpa pesawat China Airlines itu terjadi beberapa saat setelah mendarat di bandara Naha, Okinawa, Senin (20/8) pukul 10:27 waktu setempat, saat pesawat mengarah ke areal parkir (apron). Asap putih tiba-tiba muncul dari mesin pesawat yang terletak di bagian bawah sayap kiri dan kemudian disusul oleh percikan api yang semakin membesar dan menimbulkan kebakaran hebat pukul 10:35 waktu setempat. Petugas di menara pengawas memberitahu pilot yang kemudian segera menghentikan pesawat dan menginstrukan penyelamatan penumpang. Begitu mesin dimatikan, semua pintu darurat terbuka dan berhamburanlah seluruh penumpangnya. Tidak lama setelah seluruh penumpang dan kru pesawat keluar dari pesawat, terdengar ledakan keras, yang membuat badan pesawat terbelah dua. Delapan mobil pemadam kebakaran segera bekerja keras untuk menghentikan kobaran api. Menurut petugas penyelidik keamanan transportasi, kebocoran pipa bahan bakar yang terhubung ke mesin pesawat menimbulkan percikan api yang segera menjalar ke seluruh bagian mesin. Otoritas Jepang juga menduga kemungkinan kerusakan itu disebabkan fakto luar lainnya. Penyelidikan ledakan pesawat itu juga melibatkan tim dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat dan sejumlah tenaga ahli dari General Electric Co., perusahaan pembuat mesin Boeing. Jepang juga mengajak tim ahli dari Taiwan guna memastikan penyebab kecelakaan seluruh menyeluruh dan bisa memberikan analisa lebih lanjut bagi langkah-langkah penanganan selanjutnya. Pihak Boeing Co. sendiri menegaskan bahwa tidak ada cacat produksi dari tipe 737 seri 800 yang diproduksinya dan kini sudah tersebar di seluruh dunia, demikian Kyodo.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007