Jakarta,  (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore terapresiasi sebesar 15 poin menjadi Rp14.795 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.810 per dolar AS.

"Pada perdagangan sore ini rupiah terapresiasi terhadap dolar AS seiring munculnya kabar mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan naik," ujar Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kabar mengenai BBM yang akan dinaikan menjadi sentimen positif di pasar uang, karena kebijakan itu dapat menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Kalau neraca keuangan kita membaik maka rupiah juga akan terapresiasi," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah diperkirakan masih akan dibayangi sentimen kenaikan suku bunga the Fed pada September ini.

"Sentimen itu juga dapat menjadi sentimen negatif bagi mata uang negara berkembang," katanya.

Di sisi lain, ia mengatakan, sentimen mengenai pemberlakuan tarif impor baru untuk barang-barang Tiongkok senilai 200 miliar dolar AS juga dapat menjadi sentimen negatif bagi mata uang negara berkembang.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (4/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.840 dibanding sebelumnya (1/9) di posisi Rp14.767 per dolar AS.

Baca juga: Pelemahan rupiah sudah "lampu merah", kata ekonom

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018