Tokyo (ANTARA News) - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia meraih pendapatan sebesar 121 juta dolar AS selama semester I (periode Januari - Agustus 2007) dari rute penerbangan internasionalnya, baik dari sisi penumpang maupun angkutan barang (cargo).
"Rata-rata tingkat isian penumpang dari rute internasional mencapai 78 persen, sedangkan cargo yang diangkut rata-rata 150 hingga 200 ton dari masing-masing kota," kata Regional Manager Garuda untuk Jepang Korea Selatan, China dan Amerika Serikat, Arif Wibowo, di Tokyo, Selasa.
Perolehan pendapatan itu, katanya, sudah mencapai lima puluh persen lebih dari target pendapatan yang ditetapkan untuk tahun 2007, yakni sebesar 190 juta dolar AS.
Ia mengatakan pihaknya optimisi untuk memenuhi target tersebut hengga berakhirnya semester II mendatang, bahkan kemungkinan melebihi angka yang ditetapkan jika melihat perkembangan pasar di enam kota yang disingahi Garuda yang terus membaik.
Tingkat isian penumpang dari rute Tokyo mencapai 77 persen, Osaka (80 persen), Seoul (80 persen), Shanghai (70 persen), Guangzhou (80 persen) dan Beijing sendiri mencapai 80 persen. Sedangkan kontribusi cargo di Tokyo dan Osaka saja mencapai 300-350 ton.
Arif juga berharap tiada perubahan yang berarti sampai akhir tahun mendatang, sehingga prospek bisnis Garuda di rute internasional tersebut tetap positif, bahkan menjadi mesin uang bagi perusahaan penerbangan pelat merah itu.
Total jumlah penumpang yang terangkut dari dan ke wilayah Jepang, Korea Selatan serta China tercatat sebanyak 175 ribu orang, dengan perincian Jepang sebanyak 105 ribu penumpang, Korea selatan 35 ribu penumpang, dan China sebanyak 32 ribu orang. Setiap hari Garuda mampu mengangkut 730 orang per hari dari masing-masing kota tersebut.
Flu burung
Lebih jauh Arif Wibowo mengungkapkan bahwa pemberitaan penyakit flu burung di Bali yang meminta korban jiwa, sempat membuatnya khawatir karena dapat mengganggu bisnis penerbangan yang sedang "booming" karena liburan musim panas.
"Untung saja dalam kunjungan PM Shinzo Abe ke Indonesia Jepang memberi bantuan sebesar 1,7 miliar yen untuk mengatasi flu burung di Indonesia. Hal itu semakin memperkukuh kepercayaan publik Jepang terhadap Indonesia," katanya.
Publik Jepang sendiri nampaknya tidak terpengaruh dengan berbagai pemberitaan miring mengenai dunia penerbangan di tanah air, berbeda dengan Uni Eropa yang melarang terbang maskapai Indonesia karena alasan keselamata penerbangan yang minim.
Jepang, Korea Selatan, juga China bahkan menyatakan Garuda boleh terus beroperasi karena berdasarkan pemeriksaan rutin yang dilakukan otoritas keselamatan penerbangan setempat tidak ditemukan alasan yang berarti untuk melakukan pelarangan terbang. (*)
Copyright © ANTARA 2007