Jangan bandingkan Rp14.000 sekarang, Rp14.000 20 tahun yang lalu. Dua puluh tahun yang lalu itu berangkatnya dari Rp2.800 naik Rp14.000. Dan sekarang dari Rp13.000 naik ke Rp14.000
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat di tengah fluktuasi kurs dolar AS.

"Kita fundamental ekonominya masih oke dan kuat. Satu-satunya kelemahan kita hanya transaksi berjalannya defisit dan defisitnya 3 persen," kata Darmin di halaman Istana Negara Jakarta, Selasa, usai menemui Presiden Joko Widodo.

 Darmin menjelaskan, faktor fundamental itu dinilai dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia.

Menurut Darmin, defisit transaksi berjalan pun masih lebih kecil dibanding 2014 yang mencapai 4,2 persen.

Untuk mengurangi defisit transaksi berjalan, Darmin menambahkan, pemerintah terus memperkuat sektor riil seperti industri pariwisata, pertambangan dan ekspor industri.

Selain itu, Menko meminta masyarakat tidak membandingkan kenaikan kurs dolar AS yang terjadi saat ini dengan krisis moneter pada 1998.

 "Jangan bandingkan Rp14.000 sekarang, Rp14.000 20 tahun yang lalu. Dua puluh tahun yang lalu itu berangkatnya dari Rp2.800 naik Rp14.000. Dan sekarang dari Rp13.000 naik ke Rp14.000," tegas Darmin.

 Darmin menilai kebijakan ekonomi makro yang diimplementasikan oleh pemerintah masih efektif.

 Kurs dolar terkonsolidasi mendekati tingkat tertinggi dalam satu pekan terhadap sejumlah mata uang negara lain pada perdagangan Senin (3/9).

Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang menguat pada Selasa pagi (4/9). Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada pada Rp14.816.

Baca juga: Perry: peringkat "S&P" cerminan baik fundamental ekonomi Indonesia

Baca juga: Krisis Turki, Kemenperin perkuat sektor riil

 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018