Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia tersebut perlu diselesaikan untuk membawa bumi pertiwi menjadi sebuah negara yang bermartabat,

Yogyakarta, (ANTARA News) - Globalisasi perlu disikapi secara bijaksana dengan mengoptimalkan segala potensi negeri dan menguatkan proteksi secara proporsional dari berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak kepribadian dan jati diri bangsa, kata seorang akademisi.

"Hal itu penting karena pengaruh globalisasi di Indonesia yang didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan menggerogoti nilai-nilai ideologi Pancasila," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, kondisi itu berdampak pada kemerosotan moral yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia serta menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, konflik horizontal, intoleransi, dan penegakan hukum yang belum sesuai harapan.

Selain itu, kesejahteraan masyarakat Indonesia juga masih menjadi persoalan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 17,77 juta orang.

Data BPS juga menunjukkan 7,04 juta orang menganggur. Jumlah itu bertambah 10.000 orang dari tahun sebelumnya.

"Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia tersebut perlu diselesaikan untuk membawa bumi pertiwi menjadi sebuah negara yang bermartabat," kata Fathul.

Sehubungan dengan hal itu, kata dia, UII akan menyelenggarakan "Dialog Kebangsaan: Indonesia Merdeka Indonesia Beradab" di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir UII Yogyakarta pada 5 September 2018.

Kegiatan itu menghadirkan pembicara, antara lain Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, pakar hukum pidana dan mantan hakim agung Artidjo Alkostar, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mahfud MD, cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, dan budayawan Zamawi Imron.

"Melalui forum itu diharapkan dapat melahirkan gagasan dan solusi untuk terwujudnya Bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejahtera," kata Fathul. *

Baca juga: Mahyudin ingatkan masyarakat waspadai upaya pelemahan Pancasila

Baca juga: Ketua MPR nilai Muhammadiyah sudah terapkan ekonomi Pancasila


Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018