Jakarta (ANTARA News) - Berbagai kegiatan yang diberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial mulai dari bermain hingga hipnotis menjadi terapi untuk penanganan trauma korban gempa terutama anak-anak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam pointers Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita yang diterima di Jakarta, Minggu, disebutkan layanan dukungan psikososial dilaksanakan oleh 85 petugas di 10 pos dan menyebar ke titik pengungsian lainnya.

Bentuk kegiatan yang diberikan seperti terapi psikologis berupa katarsis mental, trauma healing, konseling, intervensi krisis dan pemberian motivasi hidup.

Terapi bermain juga diberikan terutama untuk anak-anak korban gempa berupa sulap, game dan flying fox. Juga diberikan terapi pendidikan untuk memotivasi anak-anak belajar kembali.

Baca juga: Pondok Anak Ceria ikut redakan trauma korban gempa

Bentuk terapi lewat hipnotis seperti meditasi dan relaksasi juga diterapkan kepada para korban gempa di daerah tersebut. Tak lupa pula terapi spiritual lewat pengajian dan istighosah.

Serta terapi seni lewat kegiatan menggambar, melukis dan membuat puisi agar anak-anak melupakan kesedihan akibat dampak gempa.

Sebelumnya Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Nahar mengatakan sebanyak 5.811 anak yang dijangkau layanan Pondok Anak Ceria di 59 lokasi pengungsian.

Berbagai kegiatan tersebut menurut Mensos Agus Gumiwang merupakan bagian dari rehabilitasi sosial pascagempa yang menjadi tugas Kementerian Sosial.

Rehabilitasi sosial meliputi Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk korban gempa khususnya bagi kelompok rentan yakni anak-anak, lansia, ibu hamil, ibu dengan balita, dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Guru-guru Situbondo ikut bantu korban gempa Lombok

Baca juga: Alumni IPB turunkan tim pemulihan pertanian lombok

Baca juga: Pesta usai, salurkan energi Asia untuk Lombok

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018