Menurut Menlu Lavrov seperti dikutip kantor berita Interfax, Jumat, pembicaraan mengenai pembuatan koridor kemanusiaan di sana juga sedang berjalan.
Provinsi Idlib di Suriah dan kawasan-kawasan di sekitarnya merupakan kantung utama terakhir yang dikuasai petempur yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu dekat Rusia.
Satu sumber mengatakan kepada Reuters, Bashar sedang menyiapkan ofensif untuk merebut kembali provinsi tersebut.
Pasukan Pemerintah Suriah "mempunyai hak penuh untuk melindungi kedaulatannya dan mengusir, menghancurkan ancaman teroris atas wilayahnya", kata Lavrov, seperti dilansir kantor berita Interfax.
Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat terkait Idlib, dan Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada Kamis bahwa Rusia akan mulai melakukan latihan utama angkatan laut di Laut Tengah pada Sabtu di lepas pantai Suriah.
Lavrov juga mengatakan bahwa komunikasi antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai Suriah berlangsung seketika.
PBB telah menyerukan Rusia, Iran dan Turki untuk menangguhkan pertempuran yang dapat berdampak pada jutaan warga sipil, dengan menghimbau koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Reuters melaporkan dari Berlin, Kanselir Jerman Angela Merkel berharap Kremlin menggunakan pengaruhnya terhadap Pemerintah Suriah untuk mencegah bencana kemanusiaan di Idlib, kawasan di bagian utara yang dikuasai pemberontak, kata seorang juru bicara Merkel.
Merkel mengangkat isu tersebut dalam beberapa hari belakangan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemerintah Jerman memperhatikan perkembangan-perkembangan di kawasan itu dengan kecemasan yang meningkat.
"Kami mengharapkan ... Rusia mencegah Pemerintah Suriah menambah eskalasi situasi dan karena hal itu mencegah bencana kemanusiaan," kata Ulrike Demmer, jubir Merkel, dalam jumpa pers reguler.
Menurut dia, sangat penting organisasi-organisasi kemanusiaan diberi akses ke penduduk sipil yang terpapar.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem mengatakan pada Kamis, pasukan pemerintah akan "berbuat dengan berbagai cara" dalam ofensif yang direncanakan di Idlib, benteng terakhir pemberontak di Suriah, dan sasaran-sasaran utama Damaskus ialah para militan Al-Nusra.
Tetapi Suriah tidak akan menggunakan senjata kimia dalam tiap ofensif dan negara tersebut tak mempunyai persenjataan jenis itu. Suriah akan berusaha menghindari kematian di kalangan sipil, ujar Moualem.
Putin akan menghadiri konferensi tingkat tinggi di Teheran pada 7 September dengan para pemimpn dari Turki dan Iran, kata jubirnya kepada Reuters.
Pewarta: Antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018