Yogyakarta (ANTARA News) - Kemunculan calon perseorangan pada pemilihan presiden (pilpres) akan memberikan peluang bagi partai politik (parpol) untuk memperbaiki citra di mata rakyat dengan lebih berorientasi pada kepentingan rakyat banyak. "Penolakan terhadap calon perseorangan di pilpres merupakan wujud ketakutan internal parpol, padahal kemunculan calon perseorangan sebenarnya merupakan tantangan bagi parpol untuk memperbaiki citranya," kata pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Warsito Utomo, di Yogyakarta, Selasa. Menurut dia, parpol harus memperbaiki diri agar rakyat menaruh kepercayaan kepada calon presiden yang diajukan oleh parpol tersebut, kalau parpol belum juga berbenah diri dan masih berorientasi pada kepentingan pribadi atau golongan maka rakyat akan beralih ke calon perseorangan. Penolakan terhadap calon perseorangan di pilpres datang dari unsur parpol, karena dengan adanya calon perseorangan, parpol yang sekarang dominan akan kehilangan kekuatan untuk unjuk gigi. Keberadaan calon perseorangan dianggap dapat mengubah konstelasi dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sehingga DPR tidak hanya terdiri atas wakil parpol tetapi dari perseorangan juga. Menurut Pengelola Magister Administrasi Publik UGM tersebut, pemikiran parpol yang melatarbelakangi penolakan terhadap calon presiden dan wakil presiden perseorangan adalah pemikiran yang terlalu jauh. "Tidak semudah dan secepat itu calon perseorangan di pilpres bisa diterapkan, sehingga parpol tidak perlu memiliki kekhawatiran yang berlebihan," katanya. Untuk bisa memunculkan calon presiden dan wakil presiden perseorangan, diperlukan perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, UU Pemilu, serta UU Politik dan Kepartaian, sehingga wacana itu masih jauh untuk diterapkan. Parpol juga tidak perlu memandang calon perseorangan sebagai sesuatu yang membahayakan, menjadi calon perseorangan tidak mudah karena memerlukan biaya yang besar. "Kalau parpol bisa memperbaiki citranya di mata rakyat, maka rakyat akan memilih calon dari parpol karena dipandang memiliki organisasi dan kekuatan yang jelas," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007