Banda Aceh (ANTARA News) - Kasus penyebaran virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bertambah, dan kini sebanyak 15 orang dinyatakan positif mengidap penyakit mematikan itu, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, dr HT Anjar Asmara. Di Banda Aceh, Selasa, ia mengemukakan bahwa pada Juni 2007 dilaporkan ada 13 penderita. "Kasus HIV/Aids bertambah setelah hasil tes klinis dinyatakan dua warga Aceh Utara positif menderita penyakit tersebut pada akhir Juli 2007," ujarnya. Menurut dia, kasus HIV/Aids mencuat pascabencana tsunami 26 Desember 2004 dan konflik bersenjata di provinsi ujung paling barat Indonesia tersebut. "Pasca-tsunami dan konflik bersenjata, sebagian besar warga asal Aceh di perantauan kembali ke desa asalnya. Jadi mereka itu terinfeksi HIV/AIDS ketika di perantauan di luar Aceh," katanya. Para penderita penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh itu rata-rata adalah laki-laki dan perempuan usia subur yakni 22 sampai 40 tahun, dan 13 dari 15 penderitanya tertular akibat hubungan seks bebas, tambahnya. Enam dari 15 penderita positif HIV/AIDS telah meninggal dunia. Sebagian besar para penderita HIV/Aids itu dirawat di Rumah Sakit Adam Malik Medan, Provinsi Sumatera Utara. "Rumah Sakit Adam Malik di Kota Medan adalah rujukan bagi kasus HVI/AIDS di Pulau Sumatera, sementara rujukan di Aceh telah ditetapkan di RSU Zainoel Abidin Kota Banda Aceh," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD. Penderita HIV/AIDS adalah karyawan hotel, rumah kecantikan, tukang parkir, sopir, pekerja seks komersial (PSK) dan pelaut. "Sekali lagi saya jelaskan bahwa mereka itu terinfeksi di luar Aceh," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007