Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok seperti minyak goreng, gula, telur maupun yang lainnya belum mengkhawatirkan karena kenaikan itu mempunyai efek positif dan negatif."Tidak mengkhawatirkan karena (kenaikan harga) selalu punya dua efek yakni positif dan negatif," kata Wapres M Jusuf Kalla ketika ditanyakan soal kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok di Istana Wapres Jakarta, Selasa.Menurut Wapres, setiap terjadi kenaikan harga maka masyarakat tidak boleh hanya melihat dari satu sisi saja yakni sisi negatifnya. Namun juga harus dilihat bagaimana sisi positifnya. Wapres mencontohkan, jika terjadi kenaikan harga jagung, segi positifnya akan menguntungkan petani. Namun segi negatifnya akan meningkatkan harga daging ayam, maupun telur karena jagung merupakan salah satu pakan ternak. Begitu pula jika terjadi kenaikan harga CPO, maka segi positifnya akan menguntungkan petani kelapa sawit. Sementara sisi negatifnya adalah akan merugikan konsumen minyak goreng. "Salah satu caranya (menekan kerugian) kita kurangi konsumsinya sedikit," kata Wapres sambil menjelaskan jika harga gula naik maka kurangi konsumsi gula. Begitupun jika harga minyak goreng naik, maka mengkonsumsi makanan goreng-gorengan harus dikurangi atau memasak dengan merebus dan sebagainya. Wapres juga menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kenaikan beberapa bahan makanan tersebut salah satunya akibat perubahan cuaca dunia, semisal terjadinya banjir di beberapa negara. Selain itu, tambahnya, juga pengaruh suplai dunia karena adanya program konversi BBM fosil ke bio energi. Misalnya kenaikan gula yang dipicu adanya konversi gula ke etanol. Kenaikan CPO karena adanya konversi ke biosolar. Kenaikan Jagung juga karena konversi ke etanol. "Jadi jangan lihat kenaikan harga dari satu sisi saja," kata Wapres. Menurut Wapres, kenaikan beberapa bahan makanan tersebut terpengaruh adanya permintaan yang tinggi dari dunia internasional. Dan hal itu, tambahnya, juga sangat penting bagi ekonomi Indonesia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007