Jakarta (ANTARA News) - Politisi berlatar pengusaha dan bakal calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, mengingatkan agar waspada atas pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika saat ini.
Kemarin (31/8), nilai tukar itu mencapai tingkat paling rendah setelah krisis moneter terjadi, yaitu Rp14.771/dolar Amerika Serikat.
"Ini agak serius. Kita harus waspada. Kita harus tingkatkan kewaspadaan dan harus betul-betul memikirkan," kata dia, di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, di Jakarta Timur, Sabtu. Dia meminta masalah pelemahan kurs ini merupakan masalah ekonomi, maka jangan dicampur dengan masalah politik.
Kata dia, saat ini banyak yang lebih fokus di politik dan hampir semua energi bangsa lebih memikirkan ke arah Pemilu 2019. sedangkan ekonomi terabaikan.
"Dengan dolar (Amerika Serikat) yang semakin menguat dan rupiah semakin terpuruk nanti (menjadi) ancaman terhadap sendi perekonomian kita," kata dia.
Dampak dari pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika di antaranya bahan pokok meningkat tajam harganya, kemudian rencana dan pembiayaan pembangunan harus direvisi lagi.
Dia juga mengajak mengerjakan hal yang sederhana untuk menekan pelemahan kurs rupiah, seperti menggunakan produk dalam negeri. Sedangkan perusahan baik kecil, menengah serta yang besar diminta untuk menunda import barang-barang yang tidak diperlukan sekarang.
"Dan fokus pada barang-barang modal yang bisa menciptakan lapangan kerja dan menggerakan ekonomi," kata mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.
Selain itu, perlu satu imbauan agar bangsa ini bersatu, jangan melakukan debat ekonomi, melainkan ikut rembug dalam menyelesaikan masalah. Bahkan dia mengungkapkan sudah melakukan pertemuan dengan mantan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dan membahas penyelesaian masalah ekonomi pada tiga lima tahun ke depan.
"Fluktuasi nilai kurs yang terus terjadi, tidak lepas dari kebijkan eksternal yang tidak bisa dikontrol, namun harus fokus saja ada kebijakan internal," katanya.
"Harapan saya, agar ekonomi menjadi pusat perhatian kita. Kita hentikan dulu kita saling 'cakar mencakar' ini. Kita fokus dulu. Saya nggak melihat katalis ekonomi kita bisa lebih stabil enam sampai sembilab bulan ke depan, jadi kita harus bersatu," kata dia.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018