Jakarta (ANTARA News) - Laga final seru di sejumlah cabang olahraga bergengsi bakal tersaji pada pertandingan hari ke-14 pesta olahraga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Sabtu.
Negara-negara unggulan seperti China, Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Thailand saling bersaing untuk memperebutkan total sebanyak 44 medali emas yang tersebar di 18 cabang olahraga, antara sepak bola, basket, bola voli, tinju, judo, kano/kayak spint, bisbol, dan sepak takraw.
Pada final sepak bola putra, juara bertahan Korea Selatan yang diperkuat empat pemain Piala Dunia 2018 akan ditantang Jepang pada partai final di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Heung Min Son dan kawan-kawan lolos ke final dengan mengalahkan Vietnam 3-1, sementara Jepang menghentikan ambisi Uni Emirat Arab dengan skor tipis 1-0.
"Saya datang ke Indonesia untuk memenangkan sesuatu. Siapapun lawannya, kami harus tetap siap. Kami cukup kuat secara mental maupun fisik. Kami akan melakukan apa saja di pertandingan final," kata Son, pemain yang bergabung dengan klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur.
Korsel lebih diunggulkan untuk kembali meraih medali emas, karena memiliki materi pemain lebih bagus, termasuk bergabungnya empat pemain yang berlaga di Piala Dunia 2018, yakni kiper Jo Hyeonwoo, Son Heung Min, Hwang Hee Chan, dan Lee Seungwoo.
Sementara pelatih Jepang Hajime Moriyasu mengatakan, pertandingan final melawan Korea Selatan akan menjadi laga yang sengit dan timnya sudah tidak sabar untuk menghadapi tim unggulan tersebut.
"Korea Selatan merupakan lawan yang kuat. Bertanding melawan Korea Selatan di final pasti akan sengit dan seluruh pemain harus siap 100 persen," kata Moriyasu.
Selain sepak bola, pertandingan menarik dan layak ditonton juga tersaji di cabang bola voli, bola basket, dan bisbol.
Final bola voli putri akan mempertemukan unggulan teratas China dengan wakil Asia Tenggara, Thailand. Sementara di bagian putra saling berhadapan Korea Selatan dengan tim kuat Iran.
Kemudian di final bisbol putra, juara bertahan Korea Selatan kembali ditantang Jepang. Kedua tim dengan tradisi olahraga bisbol yang sangat kuat itu sebelumnya sudah bertemu di "super round" (babak menuju perebutan medali) dan laga itu dimenangkan Korsel dengan skor 5-1.
Sedangkan dari arena bola basket, China berpeluang menyandingkan medali emas Asian Games 2018 setelah tim putra dan putrinya berlaga di final. Pada final putra, tim unggulan China berhadapan dengan Iran, sedangkan tim putri China menghadapi Korea Bersatu.
Asisten pelatih tim bola basket China, Bernard Voogd, mengaku tidak sabar untuk bertemu Iran di partai final Asian Games 2018 dan menjumpai wajah-wajah familiar yang berada di tim lawan.
"Kami sangat tak sabar bertemu Iran. Mereka tim yang baik dengan pelatih hebat dan kami cukup familiar dengan beberapa pemainnya," kata Voogd, merujuk pada sejumlah pemain Iran yang melantai di Liga Bola Basket China (CBA).
Setidaknya ada dua pemain Iran yang musim 2017-2018 bermain di CBA, yakni kapten tim Mohammadsamad Nikkhahbahrami yang membela Nanjing Monkey Kings dan Hamed Ehdadi yang berseragam Sichuan Blue Whales.
Peluang Emas Terakhir
Dari 18 cabang olahraga yang menggelar nomor final pada pertandingan hari ke-14, tuan rumah Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih medali emas terakhir dari cabang sepak takraw nomor quadran putra.
Kuartet pemain Merah Putih yang mengalahkan Singapura dengan skor 21-8, 21-18 pada babak semifinal, Jumat (31/8), akan menghadapi Jepang pada perebutan medali emas yang digelar di Ranau Hall, komplek Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Jepang melangkah ke partai puncak usai menghentikan Vietnam juga dengan dua set langsung 21-17, 21-15.
"Sesuai prediksi kami bisa lolos ke final, harapannya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," kata pelatih tim sepak takraw Arsy Syam.
Nomor quadran menjadi kesempatan bagi tim sepak takraw untuk mempersembahkan medali emas, setelah pada nomor-nomor lainnya hanya meraih perak dan perunggu.
Selain sepak takraw, kontingen tuan rumah juga berkesempatan menambah perbendaharaan medali dari cabang olahraga bridge yang menyediakan tiga keping emas dari nomor pasangan putra, putri dan campuran. Kemudian soft tenis nomor beregu putra dan putri, serta kano/kayak sprint yang melombakan enam nomor final.
Pada soft tenis, tim putra Indonesia lebih dulu harus bisa melewati hadangan Mongolia untuk perebutan tiket semifinal pada pertandingan pagi, sedangkan tim putri menantang China juga di babak perempat final.
Pelatih tim soft tenis putri Gularso Muljadi mengatakan peluang anak asuhnya untuk melaju lebih jauh masih "fifty-fifty", mengingat persaingan dan lawan yang dihadapi cukup kuat.
"Untuk memperbesar peluang itu, kami akan coba pasang Voni Darlina sebagai pemain tunggal, karena saya lihat lebih cocok mainnya untuk melawan tunggal China dan sudah dicoba juga ketika lawan Pakistan," kata Gularso.
Sementara itu, pelatih tim soft tenis putra Ferly Montolalu Qamariah menyebut peluang memenangkan pertanding melawan Mongolia sangat terbuka, namun Elbert Sie dan kawan-kawan jangan sampai menganggap remeh lawan.
"Pemain tunggal Mongolia yang kami waspadai dan sekarang kami fokus pada pemulihan kondisi para pemain yang akan main panjang dari perempat final," kata Ferly.
Tim soft tenis Indonesia hampir saja meraih medali emas dari nomor tunggal putra, ketika Elbert Sie masuk final. Namun, di laga penentuan, mantan petenis nasional itu kalah 2-4 dari wakil Korea Selatan, Kim Jinwoong.
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018