"Sindikasi bank pemerintah kami kira siap membiayai hingga 30 persen (sekitar 60 juta dolar AS), sedangkan sisanya (140 juta dolar AS--red) bersumber dari internal perusahaan," kata Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis.
Menurut Rinaldi, pendanaan akan diperoleh dari bank-bank milik pemerintah yang merupakan mitra tradisional pembiayaan investasi perusahaan.
Satelit Telkom-3 berkapasitas 48 unit transponder dijadwalkan rampung, sekaligus dapat diluncurkan pada tahun 2011.
Telkom juga saat ini masih mengoperasikan sedang satelit Telkom-1 (36 transponder) dan Telkom-2 (24 transponder).
Untuk Satelit Telkom-3, empat perusahaan dari tiga negara bersaing dalam tender pembangunan Satelit Telkom-3 yaitu Loral Space System (AS), Orbital Science (AS), Retchesnev (Rusia), dan Thales Alenia Space (Prancis).
"Tender baru saja selesai, dan menetapkan dua perusahaan sebagai pemenang," kata Rinaldi.
Meski begitu ia enggan memerinci nama perusahaan yang dimaksud dengan alasan kerahasiaan.
Namun menurut seorang sumber di Telkom yang mengetahui proses tender tersebut, salah satu pemenang tender Satelit Telkom-3 tersebut yaitu Retchesnev (Rusia) dengan harga penawaran sekitar Rp2 triliun.
Rinaldi menambahkan, dari 48 transponder Satelit Telkom-3 sebanyak 30-40 persen atau sekitar 14 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya 60 persen atau 24 unit untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom.
Pembangunan Satelit Telkom-3 terkait dengan meningkatnya kebutuhan transponder untuk pengembangan layanan Telkom Grup antara lain penyediaan saluran teresterial, dan keperluan menghubungkan jaringan serat optik yang sudah dimiliki Telkom.
Selain itu juga untuk keperluan eksternal yaitu peningkatan kapasitas satelit untuk keperluan pemerintah seperti pertahanan dan keamanan (militer), maupun mendukung operasional perusahaan-perusahaan milik pemerintah.
Sebelumnya Telkom telah mengoperasikan Satelit Telkom-2 dengan nilai investasi 150 juta dolar AS, pada 12 November 2005, yang diluncurkan oleh roket Ariane-5 milik perusahaan ArianeSpace, di Kouroue, Guyana, Perancis.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009