"Kita akan perjuangkan silat bisa dipertandingkan di Asian Games 2022 yang salah satunya meyakinkan tuan rumah China. Kita akan lakukan lobi," kata Wakil Ketua KOI Mudai Maddang di Rumah Indonesia di Jakarta, Jumat.
Pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, cabang olahraga pencak silat mengantongi 14 emas. Hasil ini diatas target yang dibebankan yaitu antara lima hingga enam medali emas. Kondisi ini jelas menjadi perbincangan peserta dari negara lain.
Untuk kembali dipertandingkan di Asian Games, kata Mudai memang membutuhkan banyak dukungan sekitar 20 negara. Untuk itu pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar olahraga bela diri asli Indonesia itu bisa dipertandingkan pada kejuaraan empat tahunan itu.
"Kita akan terus mengupayakan termasuk menjalin komunikasi dengan negara lain. Untuk Asian Games 2018 ada 16 negara yang berpartisipasi," kata mantan Ketua KONI Sumatera Selatan.
Upaya untuk meloloskan pencak silat ke Asian Games 2022 juga dilakukan oleh internal PB IPSI. Seperti yang dikatakan pelatih kepala tim pencak silat Indonesia, Rony Syaifullah. Pihaknya juga akan berusaha keras untuk memberikan dukungan.
"Desember nanti ada kejuaraan dunia. Di situ kita juga akan menjalin komunikasi dengan banyak pihak dari negara lain," katanya saat dikonfirmasi.
Asian Games 2018 pertama kali pencak silat dipertandingkan. 16 negara terlibat pada kejuaraan empat tahunan itu. Namun sebagai tuan rumah Indonesia sangat dominan karena motivasi atlet sangat tinggi untuk meraih hasil terbaik.
"Kemenangan kita murni karena kemampuan dan motivasi atlet. Mereka benar-benar menunjukkan kemampuan terbaiknya," kata salah satu pelatih silat nomor ganda putra, Tulus.
Nomor ganda putra yang sukses meraih emas adalah pasangan Hendy dengan Yola Primadona Jampil. Medali emas ini melengkapi gelar yang sebelumnya diraih yaitu predikat juara dunia.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018