"Saya senang bisa meraih medali emas hari ini, dan juga berterima kasih kepada penonton di sini (Palembang) yang sangat support kepada sepatu roda," kata Li Mengchu seusai bertanding.
Ia menyebutkan kehadiran penonton yang antusias sepanjang perlombaan, memberikan semangat saat bertanding. Kendati banyak meneriaki dan mendukung atlet Indonesia, namun menurut dia itu wajar dan antusiasme mereka ikut mendorong semangatnya dalam lomba itu.
Keberhasilan meraih emas pada lomba itu, menurut dia merupakan hasil yang diraih dari proses panjang. Selama lima tahun ia ditempa dalam latihan dan berbagai kejuaraan baik nasional, internasional bahkan kejuaraan dunia.
Ia bersaing ketat dengan juara dunia dari Korea Jang Sooji, dan juga juara dunia asal China Guo Dan yang meraih perak. Pertandingan nomor 20 kilometer putri itu merupakan pertemuan juara-juara dunia asal Asia di kelompok putri.
Pada lomba itu, Li Mengchu berduet dengan rekannya Yang Hochen yang meraih medali perunggu pada balapan yang berlangsung dalam 52 putaran. Ia menyelesaikan lomba dan finis tercepat dengan catatan waktu 44 menit 50,929 detik.
Yang Hochen sendiri tidak mempermasalahkan medali emas diraih oleh Li, karena yang terpenting adalah hasil terbaik bagi negaranya.
"Saya saling support dan berkomunikasi di lintasan. Kamu sudah lama bersatu dalam latihan jadi siapun yang memiliki kesempatan itu harus dimanfaatkan," kata Yang Hochen ketika ditanya kiat duetnya pada final itu.
Baca juga: Oky akui salah posisi di lap terakhir
Baca juga: Chinese Taipei sapu bersih medali emas sepatu roda
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018