Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sesi pagi, Selasa, bergerak fluktuatif, akibat belum berakhirnya secara penuh krisis 'subprime mortgage' di Amerika Serikat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka menguat hingga pertengahan perdagangan naik 12 poin di level 2.063,235, namun di akhir sesi ditutup turun 9,301 poin atau 0,46 persen menjadi 2.032,283. Hal yang sama juga terjadi pada indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan yang ditutup melemah 2,730 poin atau 0,64 persen ke posisi 420,832. Analisa PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, Selasa, mengatakan kekhawatiran terhadap `subprime mortgage` belum sepenuhnya hilang, sehingga indeks berhasil menguat cukup tinggi, namun volatilitas pergerakan indeks dinilai cukup tinggi sehingga koreksi kembali terjadi. Ketidakpastian likuiditas global akan terus menjadi masalah bagi pasar dalam negeri, sehingga perdagangan saham bergerak dalam dua arah. Selain itu, kecenderungan rupiah yang melemah juga menjadi sentimen negatif pasar saham. Pada penutupan Selasa sing Rupiah melemah 32 basis poin untuk berada di level Rp9.430 per dolar AS. Pada perdagangan Selasa pagi ini, saham yang mengalami penurunan lebih mendominasi, yakni sebanyak 122 dari 396 efek yang tercatat di BEJ mengalami penurunan, sementara yang naik 50 saham, 44 tidak bergerak harganya dan 180 saham tidak diperdagangkan. Penurunan indeks dipimpin anjloknya saham-saham unggulan, seperti Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank BNI (BBNI), Antam (ANTM), Astra Internasional (ASII) dan Bumi Resources (BUMI). Saham TLKM turun Rp200 menjadi Rp10.300, PGAS tertekan Rp50 ke posisi Rp9.850, BBNI menurun Rp10 ke level Rp1.780, ANTM merosot Rp15 ke harga Rp2.175, ASII turun Rp50 ke posisi Rp16.150 dan BUMI turun Rp100 menjadi Rp2.325. Volume perdagangan mencapai 2,091 miliar saham dengan nilai Rp1,629 triliun dari 29.288 kali transaksi. Namun, walaupun indeks turun, posisi investor asing justru menunjukkan "net buy" (beli netto) yang mencapai Rp88,310 miliar. (*)

Copyright © ANTARA 2007