Jakarta (ANTARA News) - Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Amanat Reformasi Indonesia (PARI), Armyn Gultom, mengatakan penarikan dukungan PAN kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla merupakan kesempatan Presiden untuk menganti Mendiknas Bambang Sudibyo. "Itu kesempatan strategis bagi Presiden Yudhoyono mengganti Mendiknas Bambang Sudibyo," kata Armyn di Jakarta, Selasa. Sebelumnya pada Rabu (15/8) Ketua Umum DPP PAN, Soetrisno Bachir, mengatakan partainya menarik dukungan pada pemerintahan Yudhoyono-Kalla. Penarikan dukungan itu, didasarkan pada hasil polling yang dilakukan lembaga survei menunjukkan popularitas partai pendukung pemerintah makin merosot. Imbas hasil polling itu, akan berdampak langsung terhadap partai yang dipimpinnya, apalagi pelaksanaan pemilu 2009 tinggal dua tahun lagi. Menurut Armyn, pernyataan Ketum PAN bisa saja ditindaklanjuti oleh Presiden. Armyn, menilai banyak mantan rektor PTN atau rektor perguruan tinggi negeri atau rektor yang masih aktif yang layak mengantikan posisi Bambang Sudibyo. "Dalam pandangan saya, Bambang Sudibyo sebagai akuntan kurang pas menjabat Mendiknas. Bambang jadi Mendiknas tentu saja bukan karena pertimbangan profesionalitas, tapi lebih cenderung karena pertimbangan politis," ujarnya. Jika Presiden menginginkan penganti Bambang dari kalangan Muhammadiyah, di tempat tersebut juga banyak tokoh senior maupun tokoh muda yang sangat profesional di bidang pendidikan, katanya. "Ada mantan menteri, ada mantan rektor perguran tinggi Muhammadiyah. Banyak juga rektor perguruan tinggi Muhammadiyah yang masih aktif atau kader muda Muhammadiyah yang sedang meniti karir di lingkungan Diknas," katanya. Mendiknas Bambang Sudibyo adalah menteri dari Partai Amanat Nasional dan dengan penarikan dukungan Ketum PAN Soetrisno Bachir, dapat saja posisi Bambang dalam Kabinet Indonesia Bersatu diganti orang lain. Soetrisno Bachir sempat mengemukakan mengenai nasib dua menterinya di kabinet, Bachir menyerahkan sepenuhnya kepada SBY. "Apakah tenaga Hatta Rajasa dan Bambang Sudibyo akan dipakai atau tidak, itu keputusan Presiden," kata Soetrisno Bachir. (*)
Copyright © ANTARA 2007