Jakarta (ANTARA News) - Petinju nasional putri Huswatun Hasanah harus puas hanya meraih medali perunggu setelah dikalahkan petinju berpengalaman dari Thailand Sudaporn Seesondee dalam laga semifinal kelas ringan (60 kg) putri Asian Games 2018 di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Jumat.
Dalam laga tiga ronde itu, Huswatun tampil kurang maksimal. Petinju berusia 20 tahun itu kewalahan meladeni pukulan jab dan lurus kidal bertenaga dari Seesondee. Huswatun tampak mulai mengimbangi permainan Seesondee di ronde kedua. Huswatun yang sudah menorehkan sejarah karena mencapai semifinal di Asian Games 2018 ini mulai efektif melakukan serangan.
Pukulan Huswatun bertenaga dan membuat Sasondee beberapa kali kehilangan konsentrasi.
Namun ketika Seesondee berbalik menyerang, Huswatun kurang rapat dalam bertahan. Di ronde ketiga, Huswatun diberikan peringatan oleh wasit karena kerap memeluk lawan dan memutar ke belakang tubuh lawan.
Berdasarkan skor akhir laga, Huswatun kalah telak. Di tiga ronde, kelima wasit memberikan nilai sempurna yakni 10 bagi Seesonde.
Baca juga: Huswatun torehkan sejarah baru di cabang tinju Asian Games
Usai laga, Huswatun mengaku latihan selama rehat satu hari pada Kamis (30/8) belum cukup untuk membuatnya mampu membendung serangan kidal dari Seesondee. Huswatun mengaku sudah tampil optimal. Dia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena hanya bisa memberikan medali perunggu.
"Saya memang kesulitan tadi karena lawan petinju kidal. Tapi pertandingan ini jadi pelajaran buat saya agar bisa lebih baik lagi nanti saat seleksi untuk SEA Games 2019 di Filipina," ujar petinju asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu.
Pelatih Kepala Tim Nasional Tinju Adi Swandana mengatakan penampilan Huswatun menurun pada semifinal dan tidak seoptimal pada saat laga melawan Pavitra, petinju senior India, di babak perempatfinal.
"Tidak bisa dipungkiri, mungkin ini karena jam terbang yang kurang, dan uji tanding (try out) yang minim menjelang Asian Games 2018," ujar Adi.
Namun, hasil medali perunggu bagi petinju putri Indonesia sudah merupakan prestasi. Petinju putri Indonesia di laga Asian Games sebelumnya tidak pernah menembus babak semifinal. Untuk cabang tinju pun Indonesia terakhir meraih medali pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand.
"Ke depan, kita butuh jam pertandingan yang lebih banyak," ujar Adi.
Kini Indonesia tinggal berharap pada Sunan Agung Amoragam untuk bisa ke babak final. Petinju kelas bantam (56 kg) putra, yang akan melawan petinju Uzbekistan Mirazizbek Mirzakhalilov, Jumat malam.
Baca juga: Harapan emas tinju pada Sunan dan HuswatunBaca juga: Huswatun torehkan sejarah baru di cabang tinju Asian Games
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018