Palembang (ANTARA News) - "Indonesia... Indonesia... Korea... Korea...," teriak pendukung Korea Selatan mengikuti pimpinan pendukung dalam pertandingan final soft tenis Asian Games 2018 nomor ganda campuran, Kamis petang.

Teriakan-teriakan penyemangat tersebut lumrah dalam setiap pertandingan olahraga, namun menariknya teriakan Indonesia dan Korea itu terjadi dalam pertarungan partai final ganda campuran yang mempertemukan wakil Korea Selatan dan Chinese Taipei.

Bukan hanya itu, suporter yang meneriakan Korea dan Indonesia tersebut dilakukan oleh warga Korea Selatan dan Indonesia yang lebih hebatnya, mereka sama-sama mengenakan atribut-atribut Korea Selatan seperti bendera, baju dan topi berlogo bendera Korea Selatan.

Kim Jong Ahn, koordinator suporter Korea Selatan mengakui para pendukung Korea Selatan memberikan baju Korea Selatan, bendera kecil dan topi pada masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan pelajar sekolah yang berada dalam satu tribun dengan mereka.

"Ya ini kami lakukan itu mengajak orang-orang di sekitar saja yang mau. Ini juga untuk membuat Asian Games di sini semakin ramai, namun sayang kalah nih," kata Kim sambil tersenyum.

Sama halnya dengan pemandu sorak para pendukung ganda campuran Korea Selatan kala itu, Yoon Ki Tae, yang juga merupakan salah satu staf kemananan di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, mengatakan dirinya menjadi pemandu sorak untuk para penonton dengan teriakan Indonesia dan Korea karena didorong oleh rasa ingin mengucapkan terima kasih pada orang-orang Indonesia.

"Saya terimakasih sama orang Indonesia di sini. Selain itu saya juga ingat saya pernah berada di Indonesia dan sudah sering dibantu oleh orang-orang Indonesia, makannya saya semangati Korea Selatan dengan teriakan Korea dan Indonesia," kata Yoon yang mengatakan akan berada di Palembang hingga Asian Games 2018 berakhir.

Pemandu sorak bagi pendukung Korea Selatan dalam final ganda campuran soft tenis Asian Games 2018, Yoon Ki Tae, selepas wawancara di Lapangan Tenis Jakabaring, Palembang, Kamis (30/8). Dalam partai final itu, Korea Selatan yang diwakili oleh Kim Kisung/Mun Hyegyeong tidak dapat mencegah pasangan Chinese Taipei Yu Kaiwen/Cheng Chuling untuk menggondol emas lewat kemenangan dengan skor akhir 5-3. (Antara/Ricky Prayoga/2018)

Selain itu, Yoon yang usut punya usut merupakan mantan pelatih taekwondo di Indonesia ini juga, mengharapkan dengan yang dilakukannya ini bisa menjadi simbol persatuan Indonesia dan Korea Selatan, serta membantu menyukseskan Asian Games 2018.

"Saya yakin Indonesia dan Korea Selatan itu bisa bekerja sama dan mudah-mudahan dengan yang saya lakukan ini harapannya bisa turut mensukseskan Asian Games 2018 di sini dengan keramaiannya dan efek ke depannya lebih baik bagi Indonesia setelah Asian Games 2018," kata Yoon yang mengaku jadi pelatih taekwondo di Palangkaraya selama dua tahun.

Sayangnya, walaupun dengan dukungan yang cukup ramai tersebut, Korea Selatan yang diwakili oleh Kim Kisung/Mun Hyegyeong tidak dapat mencegah pasangan Chinese Taipei Yu Kaiwen/Cheng Chuling untuk menggondol emas lewat kemenangan dengan skor akhir 5-3.

Hingga hari ke-12 Asian Games 2018 sendiri, Korea Selatan telah membukukan 39 medali emas, 46 perak dan 55 perunggu.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018