"Kebutuhannya itu Rp90 miliar, tapi untuk tahap awal kami rencanakan Rp10 miliar"
Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merencanakan program revitalisasi mesin industri makanan dan minuman untuk menggenjot pelaksanaan Program Making Indonesia 4.0, di mana industri ini menjadi salah satu pionir dalam penerapannya.
"Kami ingin ada revitalisasi mesin industri makanan dan minuman jika anggarannya memungkinkan, karena industri ini kan sebagai percontohan untuk menerapkan Industri 4.0," ungkap Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Abdul Rochim, di Yogyakarta, Kamis.
Rochim menyampaikan, mekanisme revitalisasi dilakukan dengan cara memberikan subsidi terhadap pembelian mesin industri makanan dan minuman dengan nilai tertentu. Pemerintah akan membayarkan sebagian dari harga mesin tersebut.
Menurut Rochim, Kemenperin telah mendata kebutuhan anggaran untuk menerapkan revitalisasi mesin industri makanan dan minuman untuk tahap awal, yakni sebesar Rp10 miliar.
"Kebutuhannya itu Rp90 miliar, tapi untuk tahap awal kami rencanakan Rp10 miliar," ungkap Rochim.
Diharapkan, program tersebut dapat memacu industri makanan dan minuman untuk menerapkan revolusi Industri 4.0 dengan melakukan efisiensi dalam proses produksi.
Rochim menyampaikan, saat ini, 30 persen industri makanan dan minuman telah menerapkan Industri 3.0 dan beberapa industri besar telah menerapkan Industri 4.0 pada beberapa bagian ini produksinya.
Implementasi Industri 4.0 diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan industri, sehingga pada 2025 ekspor produk industri makanan dan minuman meningkat empat kali lipat bila dibandingkan dengan 2014.
"Peningkatan juga terjadi pada nilai tambah, dengan target sebesar lima kali lipat bila dibandingkan dengan nilai tambah produk pada 2014," tukas Rochim.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018