Selama ini, kata Wapres mengatakan, BMKG baru bisa mendeteksi prakiraan cuaca dan bencana paling cepat dalam kurun waktu tiga menit setelah terjadinya bencana tersebut.
"Tadi disampaikan Ibu Kepala (BMKG) bahwa sekarang kita bisa mendeteksi tiga menit, tiga menit itu sangat penting. Memang masalahnya adalah bagaimana menyiarkan dalam waktu tiga menit itu," kata Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya di Peluncuran Produk Inovasi 4.0 di Gedung BMKG Jakarta, Kamis.
Informasi bencana tersebut, lanjut JK, dapat diketahui masyarakat apabila terjadinya di waktu produktif yakni pagi, siang hingga sore hari. Namun ketika masyarakat sedang beristirahat, pada malam hari, informasi bencana tersebut akan sulit diterima masyarakat.
"Tentu kalau siang hari tentu mudah, bisa disiarkan di televisi atau lewat sms (media sosial). Tapi kalau malam, (ketika) orang tidur, orang tidak nonton televisi, tidak (sedang) mendengarkan radio, ya itu masalah," jelasnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan produk inovasi 4.0 BMKG saat ini dapat mempercepat deteksi dini bencana, khususnya tsunami, geohotspot serta informasi cuaca dan gempa.
Ketiga produk inovasi tersebut adalah Tsunami Early Warning System (InaTEWS) 4.0, Geohotspot 4.0 dan InfoBMKG 4.0.
InaTEWS 4.0 merupakan teknologi untuk mendeteksi gempa bumi dan kemungkinan tsunami dengan tingkat kecepatan dan ketepatan yang lebih baik dengan sensor pemantauan mencapai 170 titik di seluruh Indonesia.
Selama ini, gempa bumi dan prediksi tsunami dapat diketahui paling cepat lima menit setelah kejadian. Dengan InaTEWS 4.0, maka gempa bumi dan prediksi tsunami bisa diketahui dalam rentang waktu paling cepat tiga menit dan paling lama lima menit.
Sementara itu, Geohotspot 4.0 merupakan teknologi untuk melacak titik-titik panas yang kemungkinan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat pembaharuan data setiap 10 menit. (T.F013)
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018