Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Senin sore naik tajam hingga di bawah level Rp9.400 per dolar AS karena mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) yang melakukan intervensi pasar. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.385/9.390 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.410/9.420 per dolar AS atau naik 25 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di Jakarta, Senin, mengatakan, upaya Bank Sentral AS (The Fed) yang menurunkan suku bunga diskonto AS sebesar 50 basis poin memicu bursa Wall Street menguat yang berimbas ke pasar modal regional. Aksi The Fed itu juga mendorong yen menguat terhadap dolar AS yang pada gilirannya memicu rupiah menguat sampai di bawah level Rp9.400 per dolar AS, katanya. Menurut dia, pergerakan rupiah yang menguat itu sebenarnya sudah terlihat sejak pagi hari, meski rupiah masih terkoreksi, namun tidak besar yang mendorong pelaku pasar lokal optimis rupiah akan bisa menguat pada sore nanti. Rupiah yang terpuruk hingga mencapai mendekati level Rp9.500 per dolar AS sebenarnya sangat mengkhawatirkan apabila tekanan pasar uang global berlanjut yang berlangsung dalam satu bulan sampai dua bulan, maka rupiah akan bisa menuju level Rp10.000 per dolar AS, katanya. Ia mengatakan, menguatnya rupiah ini menunjukkan gejolak pasar uang mulai berkurang, meski krisis gagal bayar sektor perumahan (Subprime Mortgage) di AS masih belum dapat dipastikan apakah sudah berakhir atau belum. "Kami optimis rupiah pada hari berikutnya akan kembali menguat mendekati level Rp9.350 per dolar AS, karena momentum kenaikannya sangatlah besar," ucapnya. Rupiah, lanjut dia juga akan terus menguat, apabila dana asing yang dikatakan sebagian sudah keluar akan kembali masuk, maka nilai tukar itu akan semakin cepat bergerak naik. Dengan banyaknya faktor positif itu, maka rally rupiah diperkirakan akan terus terjadi, namun kenaikan rupiah diharapkan tidak terlalu cepat, sehingga apabila terjadi seperti kasus krisis gagal bayar sektor perumahan AS maka koreksi terhadap rupiah tidak besar, katanya. Menguatnya rupiah, menurut dia juga didukung oleh turunnya harga minyak mentah dunia dan membaiknya yen terhadap dolar AS yang dipicu oleh aktifnya eksportir Jepang melepas dolar AS.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007