Jakarta (ANTARA News) - Timnas bola tangan putri Jepang berhasil menyambet medali perunggu usai mengalahkan timnas Thailand dengan skor telak 43-14 dalam pertandingan perebutan medali perunggu Asian Games 2018 di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta, Kamis sore.

Dengan hasil tersebut maka saat ini jumlah perunggu yang dimiliki oleh Jepang bertambah satu dari semula 64 kini menjadi 65 perunggu.

Pelatih Jepang Ulrik Kirkely mengaku puas dengan pertandingan melawan Thailand dengan skor yang sangat telak, dan berhasil membawa pulang perunggu walaupun target pertamanya adalah medali emas.

“Kami puas dengan pertandingan hari ini. Kami pulang dengan bangga walaupun hanya membawa medali perunggu,” kata Ulrik.

Ia mengatakan medali yang diperoleh itu adalah medali pertama setelah pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan sama sekali tak membawa medali karena pada saat itu kalah atas Iran.

“Ini medali pertama bagi saya yang melatih Jepang untuk kedua kalinya,” tambahnya.

Sementara itu kapten timnas Thailand Sunanta Hongbooddee mengaku tak terlalu mempermasalahkan kekalahan itu karena walaupun kalah timnya mampu menempati posisi ke empat bola tangan untuk Asian Games 2018 ini.

“Kami puas dengan posisi empat ini. Kami akui kekalahan karena memang Jepang adalah tim yang kuat dan memiliki kecepatan sehingga kami kewalahan,” tambahnya.

Jepang sendiri sejak babak pertama memang sudah lebih dahulu unggul atas Thailand. Anak asuh dari pelatih Thailand Chatchai Indee tidak mampu menandingi kecepatan dari Jepang sehingga sampai babak pertama usai Jepang unggul dengan skor 20-6.

Memasuki babak kedua, Jepang sama sekali tidak ingin mengendorkan serangannya, pelatih Jepang Ulrik Kirkely justru terus memasukan pemain-pemainnya yang mampu bertahan sekaligus menyerang.

Thailand hanya mampu mencetak gol sebanyak 8 kali ke gawang Jepang pada babak kedua. Sementara Jepang memasukan kurang lebih 23 gol ke gawang Thailand yang dijaga oleh Pakakan Thongkot dan Kawinthida Janjit secara bergantian.

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018