Cirebon (ANTARA News) - Ada luka bedah bekas operasi besar yang memanjang dari leher sampai ke pusar di jenazah Ny Ida Bariah (24), Tenaga Kerja Wanita (TKW), warga Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu yang meninggal di Yordania dan tiba di rumah duka Minggu kemarin (19/8). Suami korban, Karyo (30), kepada wartawan di rumah duka, Senin mengatakan, semula dirinya dilarang membuka isi peti jenazah istrinya yang dikabarkan bunuh diri tersebut, namun penasaran akhirnya peti dibuka dan terungkapnya adanya dua jahitan yang pertama melingkar di leher, dan kedua memanjang dari leher sampai pusar. "Melihat kondisi itu, saya kaget dan langsung pingsan," katanya. Berita tentang jenazah TKW yang dibedah itu membuat prihatin ribuan warga desa yang berduyung-duyung datang ke rumah duka. Menurut Karyo, istrinya itu sudah tiga tahun menjadi TKW di pasangan suami-istri, Sadat Anwar dan Ny Samar Salim di Yordania. Ia menjelaskan, berdasarkan berita acara yang dibuat pihak berwajib di Yordania disebutkan latar belakang kematian Ida Bariah itu karena bunuh diri, tanpa disebutkan alasan dan cara bunuh diri yang dilakukan korban. "Kami masih belum yakin Ida meninggal karena bunuh diri dan mengapa sampai diotopsi tanpa izin dari kami sebagai keluarganya," katanya. Ia menjelaskan, istrinya berangkat ke Yordania melalui dua orang sponsor TKW yaitu Dul dari Juntinyuat dan Ab dari Kertasemaya. Korban berangkat ke Timteng melalui PJTKI (Perusahaan Jasa Pengerah Tenaga Kerja) PT GI dengan alamat di Condet, Jakarta Timur. Selama 3 tahun di luar negeri, korban hanya mengirim uang kepada suaminya dua kali masing-masing yaitu Rp2,5 juta dan kedua Rp1,5 juta sehingga Karyo juga mempertanyakan sisa gaji yang lainnya. Namun, ia mendapat informasi dari kakak almarhumah juga yang menjadi TKI di Yordania bahwa sisa uang gaji adiknya itu dipinjam majikannya yang kebetulan butuh uang untuk berobat. "Dia sempat mengeluhkan soal pinjaman yang tak kunjung dibayar majikannya itu. Malahan almarhumah sempat meminta ibunya di Indonesia untuk mencarikan dukun yang bisa mempengaruhi majikannya agar mau mengembalikan hutang," katanya. Setelah adanya permintaan itu, selang beberapa bulan terjadi kehilangan kontak sehingga beberapa kali pihak keluarga almarhumah menelepon rumah majikannya itu namun tak pernah dijawab oleh majikannya. "Kami ini menunggu kabar dari istri, eh tahu-tahunya kemarin keluarga kami dikejutkan oleh kedatangan kurir yang mengantarkan jenazah almarhumah," katanya. Karyo berharap Depnakertrans dan Pemkab Indramayu bisa membantu mengurus hak-hak korban yang masih belum terpenuhi karena dirinya sebagai orang awam tidak mengerti cara mengurus hak-hak tenaga kerja.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007