Berdasarkan hasil pantauan kami di lapangan, secara kasat mata air sungai tersebut diduga tercemar limbah pabrik, namun untuk memastikannya harus dilakukan uji laboratorium,

Sampit, (ANTARA News) - Anggota Komisi II DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Alexius Esliter minta pemerintah daerah serius dalam menangani kasus pencemaran lingkungan.

"Kami ingin pemerintah daerah tidak main-main dalam menangani pencemaran lingkungan yang diduga dilakukan oleh perusahaan sawit," katanya di Sampit, Kamis.

Alex mengatakan, seperti kasus dugaan pencemaran yang terjadi di aliran Sungai Buluh Tibung anak Sungai Seranau, Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur yang mengakibatkan ribuan ikan berbagai jenis mati.

"Pencemaran diduga akibat tumpahan limbah pabrik pengolahan minyak mentah kepala sawit atau crude palm oil (CPO) milik PT SSM itu terjadi sejak Minggu (26/8) lalu, dan hingga Kamis (30/8) masih tampak terlihat, dan kematian ikan masih terus terjadi," katanya.

Menurut Alex, pencemaran tidak hanya mengakibatkan kematian ikan di aliran sungai saja, bahkan dampak dari pencemaran itu juga telah membuat ribuan ikan dalam keramba warga juga turut mati.

"Berdasarkan hasil pantauan kami di lapangan, secara kasat mata air sungai tersebut diduga tercemar limbah pabrik, namun untuk memastikannya harus dilakukan uji laboratorium," ucapnya.

Alex berharap pihak aparat penegak hukum, dan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) benar-benar bekerja secara profesional, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam kasus ini.

"Masyarakat Desa Sebab sangat dirugikan, karena selain tidak dapat memanfaatkan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ikan dalam keramba mereka juga habis mati," katanya.

Pemulihan aliran sungai Buluh Tibung dan sungai Seranau dipastikan akan memakan waktu lama, sekitar satu hingga dua tahun ke depan.

"Selama kondisi aliran sungai belum pulih dari pencemaran, saya berharap pihak perusahaan membantu warga dalam penyediaan air bersih yang layak konsumsi dan membantu kerugian warga yang ikan dalam kerambanya mati," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sebabi Dematius membenarkan adanya pencemaran aliran sungai Buluh Tibung dan sungai Seranau, dan mengakibatkan matinya ribuan ikan yang ada di sungai maupun dalam keramba warga.

"Kita sudah sampaikan ke PT SSM untuk membantu warga yang ikan dalam kerambanya mati akibat pencemaran tersbut," katanya.*

Baca juga: Warga Sebabi Kotim keluhkan pencemaran Sungai Seranau

Baca juga: Bocoran minyak cemari Sungai Nenang di Penajam

Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018