Jakarta (Antara News) - Dalam rangka mendukung peningkatan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2025,

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bekerjasama dengan Direktorat Energi Baru Terbarukan fan Konservasi Energi (EBTKE) menyelenggarakan Indo EBTKE ConEx ke-7 pada tanggal 29 Agustus-31 Agustus 2018 di Balai Kartini, Jakarta.


Ketua Umum METI Surya Darma menjelaskan bahwa EBT saat ini memang tengah menjadi prioritas pemerintah semenjak sumber energi fosil di Indonesia mulai berkurang.


"Maka melalui forum ini kita akan selalu mengupdate informasi-informasi yang terjadi selama satu tahun terakhir, dan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang," kata Surya di lokasi acara, Rabu.


Dia menambahkan, agar dapat memenuhi target bauran energi tersebut, pemerintah harus melakukan sejumlah terobosan pada industri energi. 


Tiga aspek yang coba ditawarkan dalam forum Indo EBTKE ConEx ke-7 ini, jelas Surya, yakni terobosan dalam bidang kebijakan, teknologi, serta pendanaan.


"Karena yang kita tahu bahwa biaya kebutuhan investasi untuk EBT itu memang cukup besar. Namun jika ada terobosan dalam bidang teknologi, tentu bisa melahirkan efisiensi yang lebih bagus, sehingga akan menurunkan biaya dalam investasi energi terbarukan," ujarnya.


Ditempat yang sama, usai membuka acara Indo EBTKE ConEx ke-7, Menteri ESDM Ignatius Jonan menyampaikan, bahwa hingga saat ini sektor ketenagalistrikan berbasis EBT baru mencapai 12,7 persen.


"Tentunya dukungan dari semua pihak - pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat - sangat dibutuhkan," kata Jonan.


Indo-EBTKE Conex sendiri merupakan agenda tahunan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) yang didukung oleh Kementerian ESDM melalui Direktorat EBTKE. Penyelenggaraan tahun ke-7 ini Indo EBTKE Conex mengambil tema "Investment Breakthrough to Achive Renewable Energy Target".

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018