Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang menandatangani Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (Economic Partnership Agreement/EPA) yang diharapkan bisa mengembangkan kerjasama di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi antara kedua negara. Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, di Istana Negara, Jakarta, Senin. Penandatangan itu dihadiri sekitar 80 pengusaha Jepang dan Indonesia serta sejumlah menteri dari kedua negara. Selain EPA, juga ditandatangani pernyataan bersama hasil pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Yudhoyono dan PM Abe, Senin pagi, serta penandatanganan kesepakatan implementasi perjanjian kemitraan strategis di bidang ekonomi antara Indonesia - Jepang. Pada saat jumpa pers bersama, Presiden Yudhoyono menjelaskan kehadiran PM Abe selain menandatangani EPA, juga untuk mengembangkan kerjasama di bidang lain, seperti pertahanan dan lingkungan hidup. Di bidang perekonomian, kata Presiden, Jepang masih merupakan mitra penting Indonesia dalam 40 tahun belakangan ini dan mitra dagang terbesar dalam lima tahun terakhir yang nilai perdagangannya tumbuh 14,4 persen. Dengan EPA, menurut Presiden, Indonesia akan berupaya untuk meningkatkan iklim investasi dalam negeri, sehingga bisa memungkinkan kerjasama Indonesia - Jepang yang lebih kuat di berbagai bidang, seperti investasi, energi, dan perdagangan. Di bidang energi, kedua negara sepakat melanjutkan kerjasama di bidang migas, batu bara, tenaga listrik dan biofuel yang diharapkan bisa meningkatkan produksi energi di dalam negeri, sekaligus mempertahankan kerjasama LNG dengan Jepang. "Oleh karena itu, kita undang investor Jepang untuk mengembangkan sumber energi di Indonesia sehingga sasaran kita tercapai," katanya. Sementara itu, PM Abe juga mengatakan bahwa EPA merupakan wujud nyata peningkatan kerjasama kedua negara yang diharapkan bisa menyumbangkan peningkatan kerjasama di semua bidang. "Pemerintah Jepang membantu tekad Indonesia untuk mereformasi ekonomi dan perbaikan iklim investasi dan penegakan demokrasi," katanya. Pemerintah Jepang juga menyambut baik pandangan Presiden Yudhoyono mengenai kondisi dunia akibat perubahan iklim dan sepakat untuk membicarakannya lebih lanjut. Presiden Yudhoyono juga mengatakan kedua negara sepakat melakukan kerjasama bilateral menangani flu burung, dengan mengembangkan vaksin dari sampel yang ada di Indonesia untuk kepentingan regional dan global. Sementara itu, PM Abe mengemukakan Jepang akan memberikan bantuah hibah sebesar 1,7 miliar yen untuk program kerjasama penanganan flu burung ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007