Jakarta (ANTARA News) - Gim yang mendasari eSports identik dengan permainan yang dicintai kaum Adam, bahkan Lokesh Suji, Vice President Asian Electronic Sport Federation, mengatakan hanya ada satu perempuan atlet yang berkompetisi di eSports Asian Games 2018.

Mengapa eSports kurang populer di kalangan perempuan?

Ketua Umum Asosiasi eSports Indonesia (IeSPA) Eddy Lim mengatakan olahraga seharusnya memberikan kesempatan yang sama baik untuk perempuan maupun lelaki.

Justru kesempatan itu lebih besar pada eSports yang tidak mengandalkan kekuatan fisik.

Baca juga: Indonesia dapat medali emas pertama dari eSports Asian Games

"Kalau olahraga tradisional, fisiknya perempuan dan laki-laki kan agak beda, kalau eSports kita bicara soal strategi," kata Eddy di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu.

Dia mengatakan eSports kurang diminati perempuan karena ini memang berawal dari dunia laki-laki, di mana gim yang dimainkan memang populer di kalangan kaum adam.

Agar semakin banyak perempuan yang menggeluti eSports, Eddy berpendapat federeasi internasional harus memilih beberapa kontem gim yang disukai perempuan untuk dipertandingkan.

Eddy menjelaskan, gim yang dipertandingkan di eSports pada umumnya adalah gim strategi yang membuat para pemain harus memutar otak agar bisa memenangi kompetisi.

Baca juga: Gim apa yang dipertandingkan di eSports Asian Games 2022?

Ada enam gim yang dipertandingkan di Asian Games 2018, yakni Arena of Valor, Clash Royale, League of Legends, Starcraft II, Hearthstone dan Pro Evolution Soccer 2018.

Kenneth Fok, Presiden Federasi Olahraga Elektronik Asia (AESF), mengatakan pihaknya bertekad untuk membuat eSports bisa disukai oleh banyak kalangan, termasuk perempuan dan para difabel.

"Salah satu agenda kami ke depan adalah membuat eSports jadi lebih inklusif," tutur dia.

Setelah Asian Games 2018, eSports rencananya akan dipertandingkan secara resmi di Asian Games 2022 yang bertempat di Hangzhou, China.

Dalam waktu dekat, olahraga elektronik ini juga berpeluang menjadi bagian dari SEA Games 2019 di Filipina. Kelak, eSports juga diharapkan bisa menjadi bagian dari olimpiade.

Baca juga: Kendala perkembangan eSports di Indonesia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018