Bandung (ANTARA News) - Kampus SMK Sandi Putra di Jalan Palasari 1 Bandung, Senin pagi, sekitar pukul 07.53 WIB, mendapat ancaman bom lewat telepon yang diterima oleh Indra Patria, guru seni rupa. Menurut Indra, melalui telepon laki-laki itu mengancam bahwa dalam waktu 15 menit lagi setelah dia menelpon, sekolah akan meledak. Setelah menyampaikan ancaman, laki-laki itu kemudian menutup pesawat teleponnya. Mendapat ancaman tersebut, kepala sekolah Drs R Yadi Sunaryadi, langsung menghubungi Polsekta Lengkong. Dalam beberapa menit, aparat kepolisian dibantu beberapa anggota Polresta Bandung Tengah, tiba di SMK Sandhi Putra dan melakukan penyisiran. Setelah menyisir berbagai sudut ruangan sekolah, anggota kepolisian tidak menemukan barang yang mencurigakan. Bahkan ancaman 15 menit akan meledak itu pun tidak terbukti. Meski demikian, ancaman bom tidak mempengaruhi proses belajar mengajar. Siswa-siswa malah kebanyakan tidak mengetahui adanya ancaman bom tersebut. Menurut Yadi, pihak sekolah tidak mengetahui siapa yang melakukan ancaman tersebut. Selama ini, tidak ada siswa maupun sekolah lain yang mempunyai masalah dengan SMK Sandhi Putra. "Kami menyerahkan seluruhnya kepada pihak kepolisian," katanya. Sementara itu Kapolsekta Lengkong AKP Nugroho mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan dan pemeriksaan di TKP. Hingga pukul 11.45 WIB, suasana di lokasi sekolah cukup kondusif dan pihak sekolah masih menunggu petugas Gegana Brimob Polda Jabar untuk melakukan penyisiran dengan lebih seksama.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007