Jakarta (ANTARA News) - Bagi Jepang, salah satu aspek penting dalam perjanjian kerjasama ekonominya dengan Indonesia adalah adanya jaminan kepastian pasokan gas alam dari Indonesia ke Negeri Sakura tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar negeri Jepang Mitsuo Sakaba dalam jamuan malam di Jakarta, Minggu, menegaskan, pasokan gas alam terbesar ke Jepang adalah berasal dari Indonesia dan dalam EPA (Economic Partnership Agreement) yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Jepang Shinzuo Abe dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta pada 20 Agustus 2007, Jepang mengharapkan adanya kepastian mengenai hal itu.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup banyak namun pengolahannya masih perlu ditingkatkan baik untuk keperluan domestik maupun impor.
Untuk itu melalui EPA ini, Jepang menawarkan program kerja sama untuk penerapan teknologi baru dalam pengolahan sumber daya alam, pembangunan infrsatruktur dan sumber daya manusia.
Kesepakatan EPA kedua negara itu dihasilkan berdasarkan perundingan yang cukup alot selama dua tahun, antara lain menyangkut sektor pertanian, perikanan, perindustrian, pembangunan infrastruktur, penanaman modal , kesehatan, energi dan lingkungan hidup.
Jepang akan membebaskan tarif untuk sejumlah produk ekspor dari Indonesia termasuk untuk produk pertanian yaitu pisang dan nanas juga produk perikanan yaitu udang yang perundinganya juga sangat ketat, kata Sakaba.
PM Shinzuo Abe tiba di Jakarta pada Minggu pukul 15.40 WIB , disertai istri Nyonya Akie Abe dan sekitar 174 pengusaha besar dari negeri sakura itu, yaitu pimpinan dari perusahaan otomobil Toyota, perusahaan Mitsubishi, Mitsuo, ketua Keidanren (Kamar Dagang Jepang), Ketua Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang (JETRO) dan lain sebagainya.
Abe tidak membawa seorang pun menteri dari kabinetnya, melainkan para pengusaha yang diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan EPA, kata Sakaba.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007