Jakarta (ANTARA News) - Grab, penyedia aplikasi pemesanan transportasi, meluncurkan Grab Ventures di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan perusahaan rintisan di Tanah Air.

"Indonesia berencana jadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020, Grab sejalan dengan rencana tersebut," kata Managing Director Indonesia, Ridzki Kramadibrata, saat peluncuran di Jakarta, Rabu.

Grab Ventures merupakan inisiatif terbaru dari rencana utama Grab 4 Indonesia untuk tahun 2020, mereka menggelontorkan investasi senilai 250 juta dolar, setara dengan Rp3 triliun.

Nilai investasi ini dirancang untuk tiga tahun ke depan melalui program Grab Ventures Velocity untuk mendukung perusahaan rintisan yang ingin berkembang lebih lanjut atau scale up. Program berdurasi 16 minggu ini bertujuan untuk membantu startup terpilih untuk berkembang lebih cepat dengan dukungan terhadap aset, sumber daya, keahlian, termasuk jaringan Grab.

Pendaftaran untuk program Velocity terbuka hingga 10 September melalui situs ventures.grab.com.

Grab Ventures juga menyediakan kerja sama dengan perusahaan rintisan yang masuk tahap lanjut atau mature berupa kemitraan strategis dan integrasi dengan beragam layanan Grab.

Grab 4 Indonesia diumumkan pertama kali pada Februari 2017 dengan komitmen sebesar 700 juta dolar melalui masterplan 2020 agar masyarakat Indonesia dapat beralih ke ekonomi digital.

Fokus utama Grab 4 Indonesia ini adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan teknologi melalui pembangunan pusat riset dan pengembangan di Jakarta, yang merekrut lebih dari 150 insinyur lokal.

Grab 4 Indonesia juga berinvestasi di bidang technopreneurship, yaitu mengakuisisi Kudo dan bermitra dengan OVO untuk sistem pembayaran.

Grab berusaha meningkatkan inklusi keuangan, antara lain dengan bekerja sama dengan OVO untuk menyediakan dompet digital.

Baca juga: Jelang Asian Games, antar-jemput Grab di halte

Baca juga: Mitra Grab keluhkan tarif yang tidak manusiawi

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018