Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah alat terapi modern digunakan untuk memulihkan cedera atlet lebih cepat pada perhelatan olahraga Asian Games XVIII tahun 2018 untuk mendukung penyelenggaraan dan ketahanan fisik atlet.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu, beberapa alat terapi modern yang digunakan adalah Super Inductive System, High Intensity Laser, Targeted Radiofrequency Therapy, dan Shockwave Therapy.
Alat terapi fisik dengan teknologi terbaru ini memungkinkan atlet yang cedera bisa kembali ke lapangan dengan cepat dan bertanding secara maksimal.
Super Inductive System merupakan alat yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan intensitas tinggi. SIS memiliki beragam fungsi yang dapat digunakan sebagai analgesik (penahan rasa sakit) untuk gangguan kronik maupun akut, digunakan untuk mobilisasi sendi, penurunan bengkak dan memberikan relaksasi pada otot yang mengalami tegang (spasme).
High Intensity Laser (HIL) adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengatasi kasus peradangan akut, misalnya prain angkle atau dikenal juga dengan pergelangan kaki terkilir atau keseleo.
Tujuan dari penggunaan HIL sebagai analgesik, antiperadangan, dan antibengkak. Fungsi lain dari HIL yaitu sebagai biostimulasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan.
Ada pula Targeted Radiofrequency Therapy (TRT), yakni gelombang radiofrekuensi yang memiliki dua efek biologis.
Efek thermal alat ini dapat digunakan untuk otot yang mengalami ketegangan, regenerasi ataupun kerobekan. Sedangkan efek nonthermal dapat digunakan pada kasus akut seperti bengkak, dan mengurangi sisa-sisa metabolisme yang menumpuk di dalam otot.
Secara keseluruhan TRT ini sangat cocok digunakan pada atlet yang mengalami masalah pada otot ataupun tendon. Kasus-kasus seperti kram otot betis dan paha seperti yang dialami pebulutangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting saat melawan pebulutangkis asal China Shi Yuqi bisa dipulihkan dengan alat ini.
Alat terapi fisik berikutnya adalah Shockwave Therapy (SWT). Terapi menggunakan SWT memberikan efek yang sangat cepat yaitu pada penurunan nyeri serta relaksasi pada otot.
Terapi ini juga berfungsi untuk penyerapan kalsifikasi (penumpukan kalsium pada jaringan tubuh) dan memberikan efek neovaskularisasi (pembentukan pembuluh darah baru) di jaringan.
Setelah penggunaan SWT ini dapat memberikan efek microsirkulasi atau sirkulasi kecil dalam pembuluh darah di jaringan. SWT cocok digunakan untuk tendon yang sudah mengalami peradangan kronis, tegang pada otot, serta kalsifikasi yang paling sering dialami pada atlet di sekitar tulang tumit kaki.
Alat-alat terapi modern tersebut dipasok oleh produsen alat kesehatan PT Bold Technologies Leading (BTL) Indonesia atas kerja sama dengan INASGOC.
Direktur Utama BTL Indonesia Yosua Agus Widodo mengatakan BTL sebagai salah satu sponsor Asian Games 2018 menyediakan alat terapi tersebut di Wisma Atlet Kemayoran yang bisa dimanfaatkan oleh tiap kontingen seluruh negara yang berpartisipasi. Alat kesehatan itu juga tersedia secara khusus di beberapa arena olahraga untuk melayani tim Indonesia.
“Selain alat terapi fisik, BTL juga memiliki alat diagnosa untuk membantu pemeriksaan kondisi jantung dan paru-paru atlet dengan EKG, CPET, Stress test, Spiro. Bahkan baru-baru ini BTL juga meluncurkan teknologi untuk deteksi dini risiko terjadinya kematian mendadak pada atlet muda dengan alat bernama Sudden Death Syndrome (SDS),” kata Yosua.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018