- SRK akan menggunakan sumber internal di lembaga keuangan international
Jakarta, 20 Agustus 2007 (ANTARA) - Anung Nugroho, Direktur Utama, perusahaan daerah Kutai Timur, PT. Kutai Timur Energy (KTE) dan PT. Kutai Timur Investama (KTI) yang merupakan perusahaan pemerintah daerah Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia, tanggal 17 Agustus 2007 dari sengatta telah menjelaskan secara gamblang bahwa perusahaan profesional (I&W) harus memenuhi kewajibannya yang telah dibuat dan dinyatakan secara tertulis serta harus menjaga kode etik dalam berbisnis kepada partner lokalnya (SRK). I&W Petroleum&Synergy Sdn Bhd harus menghormati
Memorandum Of Understanding (MOU) yang telah ditanda-tangani oleh PT. Sapta Rajasa Kapital dan PT. Kutai Timur Energy, kata Anung.
Selanjutnya Anung Nugroho menyarankan SRK sebagai perusahaan Joint Venture dengan PT. Kutai Timur Energy dan PT. Kutai Timur Investama (Perusda) untuk
Oil Concession & Bunker Services di Kutai Timur, Kaltim, Indonesia, untuk mengakhiri kerjasamanya dengan I&W.
Mengingat saran dari perusahaan daerah Kutai Timur, PT. Sapta Rajasa Kapital telah mengakhiri kerjasamanya dengan I&W Petroleum&Synergy Sdn Bhd dan I&W Holdings Sdn Bhd sejak tanggal 20 agustus 2007, demikian dijelaskan oleh Arief P. Dwipayana, Komisaris Utama PT. Sapta Rajasa Kapital dari Kuala Lumpur. Oleh karena itu I&W sudah tidak mempunyai hak apapun di dalam semua proyek yang direkomendasikan oleh Pemerintah Kutai Timur termasuk Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur.
Bagaimanapun, merujuk pada penegasan Ganie H. Notowijoyo, sebagai Komisaris PT. Sapta Rajasa Kapital dan sebagai indvidu yang telah mempunyai
track record internasional dalam menjalankan
'done deal' bisnis konsesi minyak dan gas menjelaskan bahwa SRK telah membuat keputusan yang tepat dengan mengakhiri kerjasamanya dengan I&W group mengingat mereka tidak dapat menjaga komitmen dan bisnis etiknya dari awal.
Ferry H. Wijaya, Direktur Utama PT. Sapta Rajasa Kapital menjelaskan bahwa pemutusan kerjasama SRK dengan I&W group tidak akan berdampak apapun pada pelaksanaan proyek konsesi minyak dan
bunker services ini, karena SRK telah menggunakan sumber internalnya di lembaga keuangan internasional. Dan juga telah melakukan upaya untuk mendapatkan green light endorsment pada efek samping proyek ini yaitu
Local Community Development dari salah satu konsultan UNDP, demikian penjelasan Ferry menutup pembicaraan.
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007