Jakarta (ANTARA News) - Kanaya Tabitha --salah satu perancang mode ternama Indonesia-- memasukkan unsur kain tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia dalam pakaian resmi para Duta Belia 2007 rancangannya. "Konsep pakaian resmi para Duta Belia ini adalah pakaian resmi namun saya memasukkan ciri khas Indonesia ke detailnya," kata Kanaya ketika ditemui seusai acara pengukuhan Duta Belia 2007 oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Gedung Pancasila Jakarta, Minggu. Menurut perancang yang belajar secara otodidak itu, konsep yang ia gunakan tetap berupa pakaian resmi moderen yaitu setelan celana panjang dan jas berwarna hitam karena pakaian itu akan digunakan para para Duta Belia 2007 dalam kunjungan ke luar negeri. Akan tetapi, lanjut dia, ciri khas Indonesia harus tetap ada agar terlihat berbeda dengan negara-negara yang lain. "Pakaian resmi yang diberi detail oleh kain tradisional akan menunjukkan bahwa Indonesia itu selain moderen tetap tidak melupakan ciri khasnya," ujar perempuan kelahiran Riau, 19 Desember 1972 itu. Untuk mempertegas kesan Indonesia,maka Kanaya sengaja menyisipkan kain tradisional sebagai detail jas rancangannya, terutama pada bagian penutup saku dan aksen pada ujung lengan. "Saya menggunakan kain tradisional dari lima pulau besar di Indonesia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Jadi mulai dari songket sampai batik," ujar perempuan yang dianugerahi penghargaan "The Most Powerful Woman in Indonesia 2002" versi Mark Plus itu. Saat ditanya alasannya hanya memasukan kain tradisional sebagai akses tambahan dan bukannya membuat keseluruhan pakaian resmi dari kain tradisional, Kanaya mengatakan bahwa ia hanya merujuk pada kepraktisan saja. "Saya memang tidak mau jas ini dibuat seluruhnya dari batik atau songket karena akan sangat panas dan perawatannya juga sulit selain tentu saja tidak praktis jika dipakai ke luar negeri," jelasnya. Menurut Kanaya, penempatan kain tradisional sebagai aksen tambahan juga sudah akan memancing rasa ingin tahu orang-orang di luar negeri. "Mereka (para Duta Muda 2007) nanti bisa bercerita tentang kain tradisional itu jika ditanya oleh warga asing kenapa di pakaiannya ada aksen yang berbeda," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007