Saat kami turun ke sejumlah titik pengungsian, melihat kondisi masyarakat lebih baik dan sudah mulai terbiasa dengan kondisi saat ini, jadi pengungsi rata-rata sudah bisa beradaptasi,

Mataram, (ANTARA News)- Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana mengatakan, pihaknya tidak akan mengeluarkan imbauan apalagi instruksi kembali ke rumah bagi para pengungsi di ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat(NTB).

"Kami tidak akan mengeluarkan instruksi kembali ke rumah bagi para pengungsi seperti sebelum adanya gempa susulan. Biarkan alam yang membawa pengungsi pulang ke rumah masing-masing," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya, setelah dalam beberapa hari ini tidak lagi terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang besar, apalagi berita bohong akan terjadi gempa bumi dan tsunami pada 26 Agustus 2018 tidak terbukti.

Namun, hingga saat ini masyarakat masih bertahan di sejumlah titik pengungsian yang dianggap aman bagi mereka, baik pada areal publik, jalan, serta sempadan sungai.

"Saat kami turun ke sejumlah titik pengungsian, melihat kondisi masyarakat lebih baik dan sudah mulai terbiasa dengan kondisi saat ini, jadi pengungsi rata-rata sudah bisa beradaptasi," katanya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, jumlah pengungsi terakhir tercatat sebanyak 103.389 orang tersebar pada 1.022 titik di enam kecamatan.

Menurutnya, gelombang eksodus masyarakat Kota Mataram, terjadi pascagempa bumi susulan pada siang dan Minggu malam (19/8) dengan kekuatan 7,0 skala richter (SR).

"Bahkan jumlah masyarakat yang meninggalkan rumah untuk mengungsi saat itu lebih besar dan sporadis," ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, pengungsi itu bukan sepenuhnya pengungsi permanen seperti daerah lain, tetapi sebagian besar dari mereka mengungsi hanya di malam hari karena takut tidur di dalam rumah akibat gempa susulan.

"Pengungsi permanen hanya ada di empat lingkungan, yakni Gontoran, Tegal, Pengempel Indah Kecamatan Sandubaya dan Lingkungan Kamasan, Kecamatan Selaparang, karena rumah mereka rusak total," ujarnya.*

Baca juga: Mensos: rehabilitasi rekonstruksi Lombok selesai Agustus 2019

Baca juga: BNPB targetkan rehab rekon Lombok tuntas 2020

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018