Ketua umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan lonjakan klaim reasuransi
dikarenakan tingginya jumlah klaim dari para pemegang polis asuransi,
yang pada akhirnya berimbas pada reasuransi.
"Angka ini masuk kategori cukup tinggi," ujarnya di Jakarta, Senin. "Tapi, klaim-klaim tersebut bukan berarti tinggi secara kuantitas," tambahnya.
Senada dengan Hendrisman, Head of Actuarial & Life Portfolio Management Division Indonesia Re Nico Demus mengatakan, peningkatan klaim reasuransi jiwa pada Q2 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017 tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa jumlah klaim
lebih banyak.
"Informasi tambahan seperti tingkat frekuensi dan tingkat severity dibutuhkan untuk mengelaborasi pengambilan kesimpulan berkaitan dengan tren klaim yang terjadi di tahun 2018," paparnya.
Secara umum, lanjut Nico, faktor yang cukup besar mempengaruhi kenaikan total klaim adalah semakin longgarnya ketentuan underwriting yang diterapkan di market.
"Faktor lain yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi kenaikan total klaim adalah tingkat inflasi, dimana pasar asuransi Indonesia produk asuransi jiwa kredit portfolionya cukup besar, baik itu kredit perumahan, kendaraan dan konsumtif yang menyebabkan tingkat inflasi memiliki pengaruh yang cukup besar atas severity klaim," katanya.
Laporan kinerja asuransi jiwa Q2 yang dirilis AAJI dirangkum dari 59 perusahaan anggota. Secara garis besar, laporan ini mengungkapkan bahwa industri asuransi jiwa Indonesia, memiliki pertumbuhan yang baik
di tahun 2018.
Meski total pendapatan (income) mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp.116,35 triliun, sementara tahun ini hanya sebesar Rp.89,73 triliun atau turun 22,9 persen, berbagai variabel mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada kuartal kedua 2018, Total pendapatan premi bertumbuh 5,5 persen sebagai hasil dari meningkatnya pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan, menjadi Rp.93,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp.88,66 triliun.
Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 9,5 pertumbuhan dan berkontribusi sebesar 44,9 pertumbuhan, selanjutnya dari saluran keagenan mengalami pertumbuhan tertinggi di antara saluran distribusi yang ada sebesar 9,9 pertumbuhan dengan kontribusi 39,3 pertumbuhan, sementara saluran distribusi alternatif mengalami perlambatan 12,2 pertumbuhan dan memiliki kontribusi sebesar 15,9 pertumbuhan.
Dari sisi pertumbuhan bisnis baru, hal ini ditopang oleh meningkatnya kinerja saluran distribusi keagenan sebesar 27,9 persen dan saluran bancassurance yang naik 8,5 persen, dengan masing-masing berkontribusi sebesar 27,5 persen dan 55,7 persen terhadap premi bisnis baru.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018