Jakarta (ANTARA News - Tim putra Indonesia memastikan kemenangan atas Thailand 3-2 dalam laga kualifikasi 12 besar yang berjalan dramatis di Tennis Indoor, GBK, Senayan, Jakarta, Minggu malam (26/8).
Kemenangan yang tidak diraih dengan mudah ini memberikan kesempatan bagi Rendy Tamamilang dan kawan-kawan untuk menjajaki babak perempat final.
Lawan berikutnya, merupakan salah satu tim top Asia yang juga pemegang Perunggu Asian Games Incheon 2014, Korea Selatan.
Laga ini merupakan kesempatan bagus bagi Indonesia yang mengincar tempat di empat besar sekaligus untuk mengukur seberapa hebat kekuatan tim voli putra di ajang Asia.
Namun, Korea Selatan merupakan lawan yang sangat kuat dan mempunyai kekuatan setingkat di atas Indonesia, sehingga kerja lebih keras sangat dibutuhkan.
Pelatih Tim Nasional Bola Voli Putra Samsul Jais mengakui para pemain Korea Selatan mempunyai teknik individu yang lebih baik dari para pemain Indonesia, namun dalam pertandingan olahraga apapun bisa terjadi.
Untuk itu, ia akan melakukan pembenahan dengan lebih baik lagi agar Indonesia dapat memberikan perlawanan yang kuat dalam babak delapan besar.
"Kalau servis dilakukan bagus, blok bagus, bola pertama juga bagus, pasti kita bisa menyerang. Kita benahi tiga teknik itu. Kita juga akan bermain kolektif karena teamwork mereka bagus," kata Samsul.
Membenahi pertahanan
Salah satu hal yang menjadi titik lemah Indonesia dalam pertandingan melawan Thailand adalah buruknya blok-blok maupun servis yang dilakukan sehingga banyak memberikan poin bagi lawan.
Kelemahan ini tidak hanya terlihat ketika Indonesia melawan Thailand, namun juga sewaktu Indonesia menghadapi Arab Saudi maupun Kirgistan di babak penyisihan Pool A.
Padahal barisan penyerangan Indonesia yang dipimpin Rendy Tamamilang, Rivan Nurmulki maupun Sigit Ardian sudah membuktikan ketangguhannya dalam memberikan poin.
Samsul mengakui perbaikan blok maupun servis merupakan pekerjaan berat yang harus dilakukan dalam waktu singkat, apalagi jeda pertandingan hanya satu hari.
Namun, hal itu mau tidak mau harus dilakukan karena lawan yang dihadapi saat ini bukan lagi setingkat rival di regional.
"Itu semua kita perbaiki, blok harus rapat. Sama servis, karena terlalu banyak kesalahan. Untuk itu, pada momen tertentu, servis harus 'safety dulu, jangan langsung mati," kata mantan pelatih Palembang Bank Sumsel Babel ini.
Perbaikan dari sisi pertahanan ini diharapkan bisa memberikan hasil optimal, karena tim asuhan Kim Hochul bermain sangat rapi dan jarang membuat kesalahan yang tidak perlu.
Poin plus lainnya adalah perjuangan Indonesia dalam menghadapi Korea Selatan akan didukung oleh ribuan fans yang akan memadati Tennis Indoor, GBK, Senayan.
Dukungan fans ini yang menguatkan mental Yuda Mardiansyah dan kawan-kawan ketika Indonesia dalam keadaan kritis dan tertinggal perolehan angka dari Thailand.
Ketangguhan Korea
Sebelum berlaga di perempat final, Korea Selatan telah membuktikan ketangguhan dengan mengalahkan Chinese Taipei 3-2 dan Nepal 3-0 untuk menjadi pemuncak Pool D.
Korea Selatan juga dengan sukses melumat Pakistan tiga set langsung dalam laga kualifikasi 12 besar, berkat permainan menyerang yang cepat.
Korea Selatan tercatat sebagai tim yang mampu bermain dengan kompak melalui kombinasi spike mematikan serta blok tangguh yang jarang bercelah.
Kekompakan itu terlihat jelas dalam laga melawan Pakistan, karena Korea Selatan dengan mudah mematikan berbagai serangan Muhammad Idrees dan kawan-kawan.
Total hanya waktu sebanyak 77 menit, yang dibutuhkan oleh Korea Selatan untuk mencatatkan kemenangan 25-19, 25-22, 25-17.
Pemain andalan Korea Selatan adalah Sungmin Moon yang dalam pertandingan itu membukukan 17 spike dari 22 upaya dengan tingkat efektivitas mencapai 63,64 persen.
Permainan menawan Sungmin Moon didukung juga oleh Kwangin Jeon yang mencatatkan 14 spike serta Jiseok Jung yang menyumbang tujuh spike.
Dalam menghadapi Korea Selatan, tugas Yuda Mardiansyah dan Mahfud Nurcahyadi tidak akan mudah, karena lawan mempunyai berbagai kombinasi serangan yang mematikan.
Menurut rencana, pertandingan Indonesia versus Korea Selatan akan berlangsung di Tennis Indoor, GBK, Senayan, Rabu (28/8) mulai Pukul 16.30 WIB.
Pertandingan lainnya
Dalam pertandingan lainnya yang juga berlangsung di Tennis Indoor, GBK, Senayan, duel tim top akan tersaji antara Jepang melawan Qatar.
Qatar yang belum kehilangan satu set pun dalam turnamen ini merupakan penantang tangguh bagi Jepang yang memperoleh Perak Asian Games 2014 Incheon.
Laga ini juga merupakan ulangan semifinal AVC Cup for Men 2018 yang baru saja berlangsung di Chinese Taipei pada 8-15 Agustus 2018.
Dalam pertandingan itu, Qatar memenangi laga dengan skor 3-1, dan setelahnya meraih gelar juara setelah mengalahkan Iran 3-2 di final.
Sementara itu, meskipun bertajuk perempat final, hanya empat tim yang berlaga dalam babak ini yaitu Indonesia, Korea Selatan, Qatar dan Jepang.
Dua tim lainnya sudah mendapatkan bye dan menanti di semifinal yaitu Chinese Taipei yang mengalahkan Arab Saudi 3-1 serta peraih emas Asian Games 2014 Incheon, Iran, yang menyingkirkan China 3-0.
Pemenang laga Indonesia melawan Korea Selatan akan menghadapi Chinese Taipei, sedangkan pemenang laga Qatar dan Jepang akan melawan Iran.
Berikut jadwal perempat final dan laga kualifikasi bola voli lainnya pada Selasa (28/8):
Thailand vs Pakistan, perebutan posisi 7-12, Pukul 10.00 WIB. (Tennis Indoor GBK)
India vs Pakistan, perebutan posisi 7-12, Pukul 12.30 WIB. (Tennis Indoor GBK)
Nepal vs Mongolia, perebutan posisi 13-18, Pukul 12.30 WIB (GOR Bulungan)
Indonesia vs Thailand, perempat final, Pukul 16.30 WIB. (Tennis Indoor GBK)
Kazakhstan v Kirgistan, perebutan posisi 13-18, Pukul 16.30 WIB. (GOR Bulungan)
Jepang v Qatar, perempat final, Pukul 19.00 WIB. (Tennis Indoor GBK)
Hong Kong vs Maladewa, perebutan posisi 19-20, Pukul 19.00 WIB. (GOR Bulungan).
Pewarta: Satyagraha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018