Bangkok (ANTARA News) - Tuduhan korupsi dan pelanggaran hak azazi manusia (HAM) serta ancaman ekstradisi menghadang Thaksin Shinawatra setelah kudeta tahun lalu di Thailand. Tapi di Inggris, mantan perdana menteri itu adalah pahlawan, setidaknya bagi penggemar Manchester City yang sudah mengukir prestasi sempurna awal musim ini setelah klub sepak bola mereka itu dibeli Shinawatra. City sudah memenangi dua pertandingan pembuka dan pada Minggu mereka menjamu Manchester United, klub terkemuka Inggris, yang tetap bersaing keras dalam Liga Utama Inggris selama dua dekade. Sehari setelah dikeluarkan perintah tangkap terhadap Thaksin karena "perbuatan tidak senonoh" dalam kesepakatan lahan di Bangkok, mantan PM berusia 58 tahun itu menghadiri kemenangan City 1-0 atas Derby Rabu. Pengusut korupsi membekukan rekeningnya sebesar 1,5 miliar dolar AS di bank Thailand dan melancarkan tuduhan korupsi terhadap dia. Thaksin menggelar konser pop, menyediakan makanan Thailand gratis dan yang paling penting, membeli para pemain baru bagi tim yang tengah kesulitan itu dengan biaya hampir 80 juta dolar AS. Meski dia menandaskan telah meninggalkan politik, pengambil-alihan Thaksin atas City senilai 160,1 juta dolar AS telah membantu menancapkan pengaruhnya dalam politik Thailand, dengan langkah dan ucapannya dimuat koran-koran Thailand. Uang dan kekuasaan "Membeli klub sepak bola adalah menyangkut publikasi, karena Thaksin memikirkan politik," kata Somjai Phagapavivat, profesor dalam politik di universitas Thammasat Bangkok. "Apa yang coba dilakukan Thaksin adalah berusaha menggunakan kekuasaan dan uangnya untuk menarik perhatian mantan para anggota partainya dan rakyat di Bangkok bahwa dia masih merupakan orang yang akan memimpin mereka." Dia mulai berkuasa pada 2001 selaku ketua partai Thai Rak Thai dan menjadi perdana menteri pertama yang memimpin pemerintah Thailand secara penuh. Namun Thaksin, salah satu orang Thailand terkaya, dirongrong tuduhan penyalah-gunaan keuangan. Dia menghadapi pertanyaan mengenai pembelian lahan utama di Bangkok oleh istrinya dari unit bank sentral pada lelang 2003 yang menyebabkan peminat lain mengundurkan diri. Penuntun umum Thailand mengatakan, mereka akan memulai proses ekstradisi jika mantan gembong telekom itu tidak muncul di pengadilan pada 25 September. Pengacara Thaksin mengatakan, dia akan melawan tiap upaya ekstradisi melalui pengadilan Inggris. Thaksin mengatakan tuduhan itu bermotif politik untuk menghalalkan kudeta terhadap dia. "Dia telah banyak memberi kepada rakyat," kata Soe Thointa, seorang petani berusia 67 tahun di timurlaut Thailand yang miskin. "Saya tak percaya tuduhan itu karena dari semula uangnya sudah banyak." Liga Utama Ingris tidak menentang pengambil-alihan Thaksin atas City, meski terdapat tuduhan "pelanggaran hak asasi manusia yang serius", termasuk tuduhan termasuk eksekusi melalui pengadilan luarbiasa selama tahun-tahun dia berkuasa. Awal bulan ini, ketua eksekutif liga Richard Scudamore, mengatakan Thaksin hanya akan dikatakan gagal dalam tes fit and proper person jika dia dinyatakan bersalah melakukan kejahatan yang tingkatnya sama dengan pelanggaran di Inggris. Pada Minggu perhatian Thaksin akan terbagi dua antara dunia politik dan sepak bola. Pertandingan City lawan United, adalah satu pertandingan paling mendapat perhatian di Inggris, akan ditayangkan di Thailand melalui televisi pada hari pelaksanaan referendum dari konstitusi dengan draf militer. Kurangnya pendukung atau lebih banyak yang menyatakan "tidak" akan dilihat oleh umumnya orang Thailand sebagai dukungan terhadap Thaksin. "Hari Minggu akan penting bagi dia untuk tujuan sepak bola dan politik," tulis kolumnis Bangkok Post Wanchai Rujawongsanti. "Kemenangan City akan mengalihkan perhatian dari referendum dan tidak ada pemberian suara akan membuktikan popularitasnya di Thailand dan akan membantu dia untuk kembali terjun ke politik," demikian seperti dikutip Reuters. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007