Jakarta (ANTARA News) - Sekretariat ASEAN bekerjasama dengan pemerintah Jepang dan Asia-Pacific Development Center (APCD) meluncurkan proyek untuk pemetaan orang dengan autisme di wilayah Asia Tenggara.

"Peluncuran proyek ini menunjukkan komitmen ASEAN untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai isu yang dihadapi orang-orang yang hidup dengan autisme di kawasan," kata Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dalam sambutannya pada acara peluncuran proyek tersebut di Jakarta, Senin.

Proyek pemetaan orang dengan autisme di kawasan ASEAN itu bertujuan untuk berkontribusi terhadap upaya promosi dan perlindungan hak dan pemberdayaan orang-orang dengan autisme di negara-negara anggota ASEAN.

Ketua Badan Eksekutif APCD, Tej Bunnag menyebutkan bahwa sekitar satu persen dari total populasi penduduk dunia telah diidentifikasi dengan autisme, dan diperkirakan sekitar enam juta orang dengan autisme hidup di kawasan ASEAN, yang merupakan rumah bagi lebih dari 625 juta orang.

"Namun, tidak ada sumber data yang akurat di tingkat ASEAN untuk memvalidasi perkiraan tentang jumlah orang dengan autisme di wilayah ASEAN," ujar Tej.

Selain itu, pemetaan organisasi untuk penyandang autisme serta layanan dukungan dan intervensi yang tersedia untuk penyandang autisme belum ada di tingkat ASEAN.

"Padahal informasi ini penting sebagai dasar untuk mengembangkan hukum dan kebijakan untuk melindungi hak dan mempromosikan pemberdayaan orang-orang dengan autisme di ASEAN," kata Tej.

Baca juga: Indonesia tuan rumah "ASEAN Ladies Circle"

Untuk itu, berbagai tujuan tersebut akan dicapai melalui proyek pemetaan tersebut dengan cara memetakan situasi orang-orang dengan autisme di negara-negara ASEAN dan profil negara berkembang yang akan mencakup pengumpulan sumber data yang akurat tentang prevalensi autisme.

Selain itu, proyek tersebut juga akan mengembangkan pemetaan organisasi-organisasi untuk orang-orang dengan autisme guna memfasilitasi pertukaran dan kerja sama antara organisasi-organisasi tersebut serta membuat panduan layanan dukungan dan intervensi termasuk tren dan inovasi terbaru yang tersedia bagi penyandang autisme di kawasan ASEAN.

Data dan informasi yang dihasilkan dari pemetaan autisme di wilayah ASEAN itu akan memberikan informasi penting bagi pengembangan kebijakan dan program yang menargetkan orang-orang dengan autisme.

Selanjutnya, data dan informasi tersebut akan diturunkan ke lembaga pemerintah terkait dan organisasi masyarakat sipil.

"Hal ini akan dilakukan melalui pelaksanaan lokakarya dan acara di tingkat regional dan nasional untuk meningkatkan kesadaran tentang autisme di ASEAN," ucap Tej.

Proyek pemetaan orang dengan autisme di wilayah ASEAN itu akan dilaksanakan dalam dua tahun, dari 2019 hingga 2020, oleh APCD sebagai badan pelaksana di bawah bimbingan dan pengawasan Sekretariat ASEAN.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018