Banyumas (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR, Amien Rais prihatin karena hingga Republik Indonesia berusia 62 tahun ada fenomena yang menggetarkan perasaan anak bangsa, dengan semakin hilangnya kedaulatan nasional dalam berbagai segi. "Pertama, kedaulatan ekonomi yang berupa penjajahan terselubung IMF kepada Indonesia," kata dia di Purwokerto, Jateng, Sabtu. Menurut dia, bangsa Indonesia belum pernah bisa lepas dari pengarahan IMF sehingga dalam pelaksanaan globalisasi persis seperti teori yang diberikan lembaga moneter tersebut. Ia mengatakan, semua teori IMF, antara lain deregulasi, privatisasi, dan mekanisme pasar, dilaksanakan pemerintah tanpa dikaji lebih dahulu. "Kedua, kedaulatan atas kekayaan alam yang kita miliki seluruhnya sudah habis karena seluruh kontrak karya pertambangan minyak dan gas bumi serta nonmigas, lebih menguntungkan perusahaan asing," kata mantan Ketua Umum PAN itu. Selain itu, kata dia, "Defence Cooperation Agreement" (DCA) yang telah ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Singapura merupakan penghinaan terhadap bangsa Indonesia karena merupakan bentuk penggadaian sebagian wilayah Indonesia kepada Singapura. "Singapura diperbolehkan latihan perang-perangan di empat wilayah yang bernama Alfa 1, Alfa 2, Bravo, dan Baturaja dengan menggunakan peluru tajam dan boleh mengundang pihak ketiga serta tidak boleh diotak-atik sampai 12 tahun pertama," kata Guru Besar Ilmu Politik Fisipol UGM Yogyakarta itu. Ia mengatakan, perbuatan pemerintah dalam menghubungkan perjanjian pertahanan dengan ekstradisi merupakan sebuah kebodohan yang tidak bisa diampuni. Dia mengatakan, bangsa Indonesia jangan terbuai dengan kata-kata pertumbuhan ekonominya sudah mencapai 6,1 persen atau angka kemiskinan turun dua juta orang. "Mudah-mudahan hal itu benar," kata dia. Terkait dengan peringatan HUT RI, dia mengatakan, esensi kemerdekaan adalah otonomi kemampuan untuk mandiri dalam mencari segala penyelesaian persoalan bangsa dengan tenaga dan kreativitas sendiri tanpa didikte oleh pihak asing. Menurut dia, saat ini telah terjadi sebuah erosi kemandirian yang membahayakan kedaulatan nasional. Dia berharap, dalam sisa kepemimpinannya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla lebih mengutamakan program yang mengarah kepada kepentingan masyarakat banyak.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007