Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie melesat ke babak final setelah membungkam pemain Jepang Kenta Nishimoto pada babak semifinal di hadapan ribuan penonton di Istora Senaya, Senin siang.
Jojo demikian ia akrab disapa dipaksa memainkan tiga gim untuk merebut tiket ke final dengan skor 21-15, 12-21, 21-19.
Kenta lagi-lagi harus mengakui keunggulan Jojo setelah dikalahkan sebelumnya di semifinal nomor beregu putra pekan lalu.
Pukulan keras Jojo yang gagal dikembalikan Kenta memastikan langkah Jojo untuk ke pertarungan berikutnya memperebutkan medali emas.
Jojo sempat tertinggal pada gim pertama. Saat itu, ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sedang dalam poin kritis di gim ketiga saat menghadapi pasangan Juara Dunia 2018 Li Junhui/Liu Yuchen sehingga.
Jojo tertinggal 1-4. Pemain peringkat 15 dunia itu kerap melakukan kesalahan yang saat bersamaan penonton tengah memberi dukungan kepada Fajar/Rian.
Pukulan Jojo yang beberapa kali menabrak net membuatnya semakin tertinggal 6-11.
"Tadi memang cukup agak mengganggu sedikit. Saya rasa penonton lebih fokus ke Fajar/Rian. Tetapi memang Kenta bermain cukup bagus, dia bermain nothing to lose dan mengeluarkan semua permainan terbaiknya. Saya underperform di babak pertama," kata Jojo usai bertanding.
Meskipun ketinggan jauh, Jojo tidak patah semangat. Ia bangkit dengan mulai mengontrol permainan hingga bisa menyamai kedudukan 13-13.
Jonatan berbalik memimpin pertandingan. Serangan demi serangan terus ia hujamkan sehingga melemahkan pertahanan lawan.
Dihujam bertubi-tubi dengan pukulan keras membuat permainan Kenta berantakan. Pukulan kenta sering melesat ke luar lapangan. Jonatan memimpin 21-15. Smes keras yang menghujam keras ke Kenta mengunci gim pertama di tangan Jonatan.
Pada gim kedua, Kenta tampil lebih dominan meskipun terus mendapat perlawanan dari Jonatan saat skor 5-5, tetapi ia tidak membiarkan Jonatan melampauinya. Jojo dibuat kepayahan, beberapa kali pukulannya nyangkut di net.
Kenta sering memainkan pukulan tipis melewati net yang sulit dikembalikan. Jojo tertinggal jauh dan harus merelakan gim kedua kepada Kenta dengan skor 15-21.
Gim ketiga yang menjadi penentuan berlangsung sangat ketat.
Jonatan dan Kenta saling kejar mengejar angka. Skor keduanya saling menempel karena sama-sama ngotot ingin menang.
Pukulan tipis dari Kenta berhasil dibalas dengan hantaman keras oleh Jonatan sehingga membuatnya mengungguli pemain peringkat sepuluh dunia itu 18-16.
"Abisin.. abisin.. abisin" teriak penonton yang memadati Istora Senayan.
Sayangnya, Kenta berbalik menyerang sehingga kedudukan mereka sama 19-19. Jojo yang baju dan celananya sudah basah oleh keringat meminta kepada wasit agar lapangan dikeringkan tetapi tidak diizinkan oleh wasit.
Jonatan lalu mengambil handuk miliknya sendiri dan mengepel lantai lapangan. Atas tindakannya tersebut, ia diberi kartu kuning oleh wasit.
Saat permainan dilanjutkan, Jojo langsung menghujam dengan pukulan-pukulan keras tanpa memberi kesempatan kepada wakil Jepang untuk membalas. Jonatan memenangi gim ketiga 21-19 dan berhasil merengkuh tiket ke final.
Seisi Istora Senayan memberi tepuk tangan yang meriah. Jonatan kemudian lari ke dekat sisi penonton dan melempar kaos yang dipakainya untuk bertanding sambil bertelanjang dada.
Pada babak final nanti Jojo berpotensi untuk bertemu dengan rekannya Anthony Ginting atau Chou Tien Chen asal Chinese Taipei yang saat berita ini ditulis, keduanya belum bertanding.
Baca juga: Ginting kembali buat kejutan, Jonatan juga lolos semifinal
Baca juga: Sorakan "Jojo Ganteng" sambut Jonatan Christie masuki lapangan
Pewarta: Monalisa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018