Para pengungsi yang memiliki resiko tinggi ini memerlukan tempat perawatan yang memadai dalam kondisi darurat ini, karena itu kami menyiapkan ruang rawat inap agar dapat mengurangi resiko mereka tertular penyakit.”

Jakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membangun Rumah Sakit Lapangan di Dusun Orong Kopang, Desa Medane, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dari siaran pers Baznas, Minggu, menyebutkan Rumah Sakit Lapangan (RSL) ini melayani kebutuhan medis dan psikologi para pengungsi gempa bumi yang belum dapat kembali hidup normal.

RSL memiliki beragam fasilitas medis antara lain Unit Gawat Darurat (UGD), poli konsultasi medis dan psikologi, kontrol kehamilan dan melahirkan, kontrol tumbuh kembang, menyusui, sunat, operasi minor, program lansia hingga rawat inap.

Selain itu, dokter dan tim medis RSL akan berkeliling mendatangi titik-titik pengungsian yang masih membutuhkan layanan kesehatan.

Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar menyampaikan pentingnya pendirian RSL Baznas karena saat ini masyarakat setempat masih memerlukan pertolongan medis.

"Rumah Sakit Lapangan Baznas ini ada ruang perawatan, ruang rekam medis dan itu luar biasa. Bantuan ini sangat berarti untuk masyarakat Lombok Utara," katanya Najmul.

Sementara Wakil Ketua Baznas Zainulbahar Noor mengatakan kehadiran RSL Baznas saat ini sangat mendesak karena kebutuhan medis yang meningkat sementara fasilitas yang ada belum berfungsi optimal karena terdampak gempa.

"Ratusan ribu pengungsi saat ini rentan terjangkit penyakit karena kondisi yang masih darurat, sehingga Baznas hadir untuk membantu pemerintah memberikan layanan kesehatan terbaik bagi korban gempa," katanya.

Ia mengatakan, amanah masyarakat terhadap dana zakat, infak dan sedekah yang ditunaikan kepada Baznas dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi para pengungsi, yang karena kondisinya kini masuk dalam kategori mustahik (golongan yang berhak menerima zakat).

Sementara Koordinator Layanan Medis Baznas untuk Gempa Lombok, dokter Putro Muhammad mengatakan, RSL sangat dibutuhkan oleh para pengungsi, terlebih bagi kaum rentan yang memiliki resiko terjangkit penyakit, seperti bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui serta lansia.

"Para pengungsi yang memiliki resiko tinggi ini memerlukan tempat perawatan yang memadai dalam kondisi darurat ini, karena itu kami menyiapkan ruang rawat inap agar dapat mengurangi resiko mereka tertular penyakit,” katanya.

Dalam mendirikan layanan kesehatan bagi para pengungsi ini, Baznas berkoordinasi dengan puskesmas setempat agar pengungsi dapat tertangani lebih efektif dan efisien.

"Operasional Rumah Sakit Lapangan Baznas terkoordinasi dengan puskesmas setempat, layanan yang kami sediakan bertujuan untuk menunjang revitalisasi puskesmas yang belum berfungsi seperti sedia kala," katanya.

Baznas telah membantu para korban gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 29 Juli 2018 setelah pulau seribu masjid ini diguncang gempa bumi 6,4 SR. Bantuan berupa karitas dan pemberdayaan, mulai dari evakuasi dan penyelamatan, dapur umum, toilet umum, hunian sementara bagi para pengungsi, layanan kesehatan, layanan pendidikan berupa pendirian tiga unit sekolah darurat, pembangunan masjid darurat dan program ekonomi berupa pendirian dua unit pasar darurat.

Baznas pun mengerahkan lebih dari 50 personel organik dan relawan melalui berbagai program untuk membantu korban gempa bumi di Lombok.

Selain itu, Baznas juga menggelar penyembelihan hewan kurban di berbagai lokasi pengungsian, salah satunya di Desa Orong Kopang karena para pengungsi ini membutuhkan asupan gizi agar tak mudah tertular penyakit di tengah keterbatasan kondisi pengungsian.

Baca juga: Baznas siapkan beragam fasilitas di RS Lapangan Lombok

Baca juga: Diperkirakan akan ada 4.000 kelahiran di pengungsian gempa Lombok

Baca juga: Mensos cek pencairan dana bantuan sosial untuk pengungsi

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018