Biaya hidup yang diberikan bisa dipakai. Kami imbau juga setelah mendapatkan makanan dari katering untuk segera dikonsumsi maksimal dua jam setelah diterima.

Mekkah (ANTARA News) - Jamaah haji Indonesia kembali mendapat layanan katering pada Senin (27/8) seiring mulai kondusifnya lalu lintas jalan raya di Mekkah usai fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Sebelumnya, layanan katering dihentikan sejak 16 Agustus. Dalam rentang tanpa layananan katering, jamaah saat di Armuzna mendapat makanan dari dapur yang disediakan panitia yaitu di Arafah dan Mina.

Sementara waktu di luar itu mereka benar-benar mengusahakan mendapatkan makanan seperti membeli sendiri yaitu mulai H-3 hingga fase Armuzna. Setelah, jamaah mendapat layananan katering lagi mulai H+2 pasca-Armuzna.

Bagi sebagian jamaah yang beruntung, biasanya terdapat banyak makanan gratis yang disediakan oleh warga lokal. Para dermawan senang untuk membagikan makanan kepada para Tamu Allah secara sukarela. Suasana seperti itu banyak ditemukan di area Masjidil Haram dan kawasan sekitar hotel jamaah Indonesia.

Bahkan dalam beberapa kesempatan dapat disaksikan sejumlah mobil box yang membawa makanan dan minuman untuk disedekahkan bagi warga, terutama bagi jamaah haji.

Pemandangan seperti itu sebagaimana terjadi di masjid yang dekat dengan hotel jamaah Indonesia nomor 113 di Syisya, Mekkah. Makanan kecil juga disediakan dermawan seperti kurma, minuman, camilan dan semacamnya.

Sebagaimana diperkirakan jauh hari sebelumnya, kondisi lalu lintas di Mekkah tergolong padat saat musim puncak haji. Dengan begitu, pemerintah memutuskan untuk tidak memberlakukan layanan katering beberapa hari jelang dan sesudah Armuzna dengan total lima hari tanpa servis jasa boga.

Lalu lintas di musim puncak haji saat itu terpantau padat merayap sehingga jika layanan katering tetap dipaksakan beroperasi maka makanan yang sampai ke jamaah dapat terlambat bahkan telat.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan jamaah saat tidak mendapatkan layanan katering memanfaatkan uang saku 1.500 Saudi Riyal untuk membeli makanan. Setelah layanan katering beroperasi, jamaah memanfaatkan fasilitas itu kembali.

"Biaya hidup yang diberikan bisa dipakai. Kami imbau juga setelah mendapatkan makanan dari katering untuk segera dikonsumsi maksimal dua jam setelah diterima. Jika tidak dikhawatirkan makanan basi," kata dia.*


Baca juga: Laporan dari Mekkah - Jamaah berthawaf wada' di Masjidil Haram

Baca juga: Laporan dari Mekkah - Tempat cukur ramai didatangi jamaah bertahalul

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018